Salah satu keluhan yang sering dialami oleh orang tua adalah keterlambatan anak dalam berbicara.
Lagi-lagi, karena minimnya informasi banyak orang tua yang tidak tahu bagaimana cara menangani anak yang terlambat berbicara.
Banyak yang berpikir bahwa hal ini bisa saja terjadi akibat kelainan pada rongga mulut.
Namun, saat tim nova.id menanyakan hal ini pada pakar, dr. Gitayanti Hadisukanto, Sp. KJ (K) langsung membantahnya.
Menurutnya, keterlambatan anak dalam berbicara tidak semata-mata disebabkan pada kelainan rongga mulut pada anak.
“Apabila memang ada kelainan anatomi rongga mulut pada anak itu tidak mempengaruhi keterlambatannya dalam berbicara, hanya saja akan menganggu artikulasi atau cara pengucapannya saja. Seperti cadel," jelasnya saat ditemui di kawasan Senopati, Jakarta.
Ia pun menambahkan bahwa apabila terdapat selaput yang lebih pendek dibawah lidah bisa juga menyebabkan artikulasinya tidak jelas.
“Nah, terkadang ada juga anak yang memiliki selaput pendek di bawah lidah. Hal itu juga bisa menyebabkan gangguan artikulasi (cadel). Jadi, yang membuat anak terlambat bicara itu bukan gangguan fisik, tetapi karena gangguan ekspresif dan reseptif,” jelasnya.
Dalam dunia kedokteran, gangguan ekspresif adalah kesulitan anak dalam mengekspresikan bahasa secara lisan namun mereka paham dan mengerti apa yang diucapkan atau diperintahkan seseorang.
“Jadi, mereka itu cuma bingung bagaimana cara ngomongnya, tapi mereka paham maksud seseorang. Misal ditanya laper apa nggak, dia cuma bisa ngangguk aja. Tidak bisa atau tidak tahu cara mengatakannya.
Sedangkan gangguan reseptif adalah kesulitan anak dalam memahami bahasa. Mereka sulit dalam merespons apa yang seseorang bicarakan.
“Kalau gangguan reseptif ini mereka kurang memberikan respon apabila ada seseorang yang bertanya. Misalnya, pada anak saat dibilang ‘mana tangannya?’ dia akan cenderung diam saja karena memang tidak mengerti. Mereka juga kesulitan dalam mengikuti instruksi yang sederhana,” jelasnya.
Laili Ira Maslakhah / NOVA.id