Sikap negativistik yang menjadi ciri usia batita antara lain ditandai dengan sikap penolakan terhadap rutinitas yang selama ini wajib dijalani anak.
Namun, lantaran khawatir kecukupan gizi anak tidak terpenuhi, orang tua biasanya makin keras memaksa anaknya makan. Padahal cara ini justru harus dihindari.
Asal tahu saja, semakin dipaksa anak usia ini justru akan makin ngotot melakukan perlawanan sebagai wujud negativistiknya.
Realisasinya apalagi kalau bukan penolakan terhadap makanan. Bisa dimaklumi kalau ada orang yang sampai dewasa emoh makan nasi atau sama sekali tak menyentuh daging.
Bisa jadi sewaktu masih kecil yang bersangkutan sempat mengalami trauma akibat perlakuan orang tuanya yang selalu memberinya makan secara paksa.
5. Cari Perhatian
Cari perhatian biasanya ditunjukkan dengan mudahnya anak melahap makanannya saat disuapi pengasuh sementara selagi disuapi orang tuanya malah jual mahal.
6. Mulai Eksplorasi
Ketika sudah mahir berjalan, anak akan lebih mengutamakan kegiatan eksplorasi ketimbang acara makan.
Lihat saja cara bermainnya yang disertai gerakan berjalan, memanjat, atau berlari seolah tidak pernah lelah.
Tak heran jika acara makan dianggapnya sebagai kegiatan buang-buang waktu, apalagi kalau diminta duduk diam.
7. Sakit