Chen yang tak tinggal di pusat kota Heihe, bahkan tak jarang meminta tolong kerabat atau kawan-kawannya untuk mengirimkan bunga kepada gadis itu.
Setelah beberapa lama berbincang lewat dunia maya, Chen memberanikan diri untuk mengajak Sophia berkencan dan benih cinta tumbuh dengan cepat di antara keduanya.
Sophia mengatakan, dia menyukai Chen sejak pertama kali mengenal pria itu.
Setelah berkencan selama sepekan, Sophia mengajukan cuti dan mengunjungi tambang batu bara tempat Chen bekerja.
Tak butuh waktu lama bagi Sophia untuk memutuskan berhenti dari tempat kerjanya agar bisa lebih dekat dengan Chen, sang pujaan hati.
Selama dua bulan, dia tinggal di perumahan karyawan tambang yang sederhana dengan kamar mandi dan toilet yang terpisah dari rumah utama.
Selain itu, suasana di tempat tersebut sangat sepi hanya diselingi kehadiran katak dan tikus yang kerap berkeliaran. Sophia mengakui masa dua bulan itu adalah masa-masa paling berat sekaligus paling membahagiakan sepanjang hidupnya.
Akhirnya, setelah berpacaran selama enam bulan, Chen melamar Sophia yang langsung diterima gadis Rusia itu.
Kini setelah menikah, pasangan pengantin baru itu belum memiliki rumah, tak punya mobil, dan tak punya tabungan.
Namun, Sophia mengatakan, mereka memiliki hal yang jauh lebih berharga ketimbang rumah, mobil, dan tabungan.
"Saya yakin cinta adalah hal yang terpenting. Kami hanya harus bekerja keras, dan saya yakin kami bisa segera memiliki rumah dan mobil," kata Sophia.
Chen kini sudah berhenti bekerja di tambang batu bara dan pada April dia berencana pergi ke Rusia untuk menemui keluarga istrinya.
Keduanya kini merencanakan untuk memiliki bisnis di Rusia dan tak keberatan pergi bolak-balik China dan Rusia yang kini menjadi kampung halaman mereka.