Rebekah Gregory adalah salah satu dari banyaknya korban teror bom yang terjadi empat tahun lalu saat Marathon Boston.
Untuk menyelamatkan nyawanya maka saat itu dokter pun terpaksa mengambil tindakan mengamputasi kaki kirinya.
Tak hanya harus kehilangan kaki, ia pun mendapatkan vonis dokter bahwa dengan kondisi yang sangat traumatis maka ia tak akan bisa mengandung.
Saat terluka karena bom Marathon Boston, badan Rebekah memang dipenuhi dengan pecahan dari bom tersebut.
Dokter juga mengatakan bahwa berdasarkan luka internal dan pecahan-pecahan yang ia miliki, ia akan sulit memiliki anak atau bahkan mengandung.
Perasaan Rebekah pun hancur mendengar vonis ini empat tahun silam.
(Baca : Firasat Akan Pergi, Riyanto Selalu Gendong Kinara Sepekan Terakhir )
“Mereka berkata aku tidak akan bisa memiliki bayi lagi dan itu membuatku hancur,” kata Rebekah.
Namun, alangkah terkejutnya semua orang ketika Rebekah dinyatakan hamil.
Kendati ia dan suaminya, Chris, berbahagia, kehamilan tersebut memang sangat berbahaya.
“Saya mengalami plasenta abrupsi dan mereka khawatir saya akan kehilangan nyawa saya dan bayi saya,” lanjutnya.
Karena komplikasi-komplikasi tersebut dan lainnya, sang bayi perempuan bernama Ryleigh pun harus dilahirkan secara prematur.
Bayi Ryleigh juga mengalami masalah dengan paru-parunya.
Untungnya keajaiban terjadi, bayi Ryleigh bisa melewati masa kritisnya.
Sekarang ia pun dalam kondisi sehat dan tumbuh kembang yang baik.
“Sekarang hidup menjadi indah, Ryleigh sangat sempurna dan kami sangat senang,” tutup Rebekah.
Dhani/NOVA.id