Sering Bertengkar dengan Suami? Lihat 4 Dampak Buruknya Pada Mental Anak

By Dionysia Mayang, Jumat, 14 April 2017 | 02:45 WIB
Mengapa suami istri jadi sering bertengkar setelah punya anak? (Dionysia Mayang)

Tingginya angka perceraian di berbagai belahan dunia menimbulkan fenomena tersendiri di mana kehidupan anak akan terpengaruh karena perceraian tersebut.

Bila ditarik mundur pada sebelum terjadinya perceraian, tentunya suatu pernikahan sudah sampai di titik terburuknya, dan juga memberi dampak yang sangat buruk pula bagi anak.

Anak yang terpaksa tinggal di tengah kedua orangtua yang sedang berkonflik tentu akan terpengaruh secara psikis dan emosional.

(Baca: Orang Tua, Begini 10 Cara Didik Anak Agar Supel Bergaul dan Percaya Diri)

Sayangnya, pertimbangan kedua orang tua untuk tinggal bersama demi perkembangan anak juga bukan solusi yang tepat.

Ada 4 kondisi yang dialami oleh anak dalam pernikahan yang tak sehat dimana suami-istri sering bertengkar:

Tekanan

Hubungan kedua orangtua yang tak sehat akan meninggalkan pengaruh emosional bagi anak.

Dalam masa tumbuh kembangnya, anak akan mencoba memahami sekitarnya dengan pendekatan sikap dan melihat dari cara orangtuanya.

Ketika orang tua sudah terbiasa konflik di depan anak, maka anak pun akan merekam dan secara tak langsung akan membentuk emosioanal anak.

Depresi, adalah salah satu risiko besar yang akan dialami anak.

(Baca: Ternyata Pada Usia 2 Bulan Minat dan Bakat Anak Sudah Bisa Dilihat Orang Tua)

Sifat Labil

Pernikahan kedua orang tua yang memburuk bisa berakibat pada tumbuh kembang anak yang akan memburuk juga.

Anak bisa memiliki kepribadian yang tak stabil.

Sementara itu, mungkin anak akan sukses dalam dunia pendidikan atau kemampuan lainnya.

Namun anak akan memiliki konflik internal dalam dirinya, mengenai hidup dan emosionalnya.

(Baca: Alasan Pedofil Menyukai Anak Kecil dan 13 Cara Aman untuk Menghindarinya)

Takut untuk Dekat dengan Orang Lain

Anak yang dibesarkan oleh kedua orang tua yang sedang konflik akan susah untuk dekat dengan orang lain.

Kondisi tersebut dipengaruhi oleh trauma, sadar atau tak sadar.

Selain itu, anak juga menghindari hubungan dekat dengan orang lain karena takut sakit.

Apabila sudah dalam hubungan dekat, mereka akan penuh kecurigaan dengan pasangannya, lalu akan cenderung menghindar dari masalah.

(Baca: Orang Tua, Perhatikan! Ini Lo Ciri-ciri Anak Tidak Bahagia yang Harus Kita Sadari)

Masalah Suasana Hati

Kondisi orangtua yang penuh konflik bisa memicu gangguan mood pada anak, seperti misalnya dysthymia.

Bila kondisi ini tak ditangani dengan baik, maka akan memicu kelainan kepribadian.

Suasana hati yang tak baik ini dipicu karena trauma, hilangnya harapan, dan selalu merasa gagal.

(Baca: Jangan Lakukan Ini Kepada Anak Setelah Perceraian)