Bentuk telinga sebetulnya sudah dirancang untuk mengantisipasi masuknya kotoran. Liang telinga yang bersudut membuat kotoran, seperti debu atau serangga, sulit menembus bagian yang lebih dalam.
Tugas menghalau kotoran juga dilakukan kelenjar rambut yang terdapat di bagian depan setelah liang telinga. Di sini juga diproduksi getah telinga yang bertekstur lengket bernama serumen. Kita lebih mengenalnya sebagai tahi telinga yang sebetulnya justru berfungsi menangkap kotoran yang akan masuk dan dengan sendirinya mengeluarkan kotoran yang sudah kering.
Sayangnya, orang justru sering salah kaprah menganggap serumen sebagai kotoran. Namun, jika memang serumen sudah menggumpal dan menyumbat liang telinga, kita bisa membersihkannya agar tidak menghalangi masuknya gelombang sura ke telinga bagian dalam.
(Baca: Jika Korek Kuping Tak Mampu Atasi Telinga Gatal, Coba Lakukan 4 Cara Ini)
Lantas bagaimana cara membersihkannya? Banyak orang memilih jalan membersihkan telinga dengan mengoreknya menggunakan pengorek telinga.
Padahal jika itu dilakukan justru akan mengakibatkan terdorongnya getah telinga ke bagian yang lebih dalam yang bukan tempatnya. Dan setelah dibersihkan, getah akan diproduksi lagi.
Jadi jika kebiasaan mengorek telinga ini dilakukan terus menerus, getah yang terdorong akan menumpuk dan menyumbat. Akibatnya, pendengaran terganggu.
Akan lebih baik telinga tidak dibersihkan dengan cara dikorek. Cukup bersihkan bagian luarnya saja, yaitu daun telinga dan muara liang telinga.
(Baca: 5 Hal Ini Bikin Telinga Gatal, Salah Satunya Hobi Pakai Earphone)
Mengorek telinga juga bisa mengakibatkan 5 hal berbahaya berikut ini:
1.Terjadi benturan sebab telinga bentuknya bersudut. Benturan ini bisa mengakibatkan pembengkakan.
2.Mengorek terlalu keras dan dalam juga bisa mengakibatkan trauma. Ditambah dinding telinga kita mudah mengalami perdarahan.
3.Kita mungkin pernah mengalami batuk-batuk saat mengorek telinga? Nah, hal ini disebabkan adanya refleks saraf pagus yang terdapat di dinding telinga. Saraf pagus membentang ke tenggorokan, dada hingga perut. Jika sering terjadi, tak mustahil bisa mengalami kolaps.
(Baca: Telinga Kemasukan Air? Lakukan Pertolongan Ini untuk Mencegah Infeksi)
4. Mengorek telinga dapat menyebabkan infeksi seperti bisul yang bernanah di liang telinga, kelenjar rambut, bahkan sampai ke bagian telinga tengah di belakang gendang. Jika nanah semakin banyak, gendang telinga bisa pecah atau bocor. Hal ini menyebabkan kualitas pendengaran menurun.
5. Saraf facialis yang berada di belakang liang telinga terganggu. Saraf tersebut fungsinya menggerakkan otot muka.
Sebetulnya saraf tersebut dilindungi tulang, namun jika infeksi atau gangguan lain mengenainya, bisa berakibat muka menjadi mencong dan mata tak bisa ditutup. Ini disebut kelumpuhan saraf facialis.