Pada 2014, jumlah perempuan di Indonesia yang tercatat mengidap kanker serviks sebanyak 21 ribu.
Lebih mengerikannya lagi, setiap jamnya 2 penderita kanker serviks ini meninggal dunia.
Penyebab kanker serviks sudah bisa dipastikan karena infeksi human papillomavirus atau HPV, tak seperti jenis kanker lain yang terkadang masih belum bisa diketahui penyebabnya dengan pasti.
(Baca: Waspada, Bertukar Pakaian Dalam Bisa Tertular Virus Kanker Serviks)
Menurut dr. Andi Darma, SpOG(K)., dari Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FKUI), penyebab karena virus HPV paling tinggi dari tipe HPV nomoer 16 dan18.
“Dari 15 tipe HPV, risiko tertinggi pada tipe 16 dan 18,” jelasnya.
Sebanyak 70 persen kanker serviks disebabkan oleh tipe 16, sedangkan 10 persen disebabkan oleh tipe 18, serta 20 persen lagi oleh tipe HPV lainnya, seperti yang dijelaskan oleh dr. Andi pada simposium yang diselenggarakan oleh FKUI di Jakarta Convention Center, Jakarta.
Lanjut dr. Andi, virus HPV tersebut sebagian besar didapatkan pada mereka yang aktif berhubungan seksual, terutama pada mereka yang sering berganti pasangan.
“Sekitar 85 persen karena kontak seksual pada pasien, 15 persennya tidak karena seks. Sehingga, sangat jarang mereka yang berstatus belum menikah melakukan pap smear,” jelasnya.
(Baca: Alasan Mengapa Kemoterapi Tak Menjamin Kesembuhan Kanker Serviks)
Dr. Andi melanjutkan, perjalanan virus HPV menjadi kanker serviks cukup panjang dan memakan waktu puluhan tahun.
Akibatnya, banyak yang tak mengenali gejala awal kanker serviks di tubuhnya sehingga kanker benar-benar menyerang serviks.
“Padahal, dengan skrining seperti pap smear, bisa sembuh seratus persen. Kalau sudah kanker, tidak bisa bicara sembuh. Karena 90 persennya diprediksi hidup 5 tahun mendatang dan kalau sudah fase terminal, bisa hanya tiga bulan lagi (harapan hidup),” tutupnya.