Memiliki keturunan memang impian semua pasangan menikah. Namun ternyata memiliki momongan harus memerhatikan usia aman, tidak boleh terlalu dini atau terlalu tua. Sebab keduanya memiliki risiko yang tinggi untuk ibu dan bayi.
Usia yang ideal untuk menjadi seorang ibu adalah menginjak usia 25 tahun. Sebab, usia 25 sudah matang dari sisi medis dan psikososial.
"Jika di bawah 20 ia akan berada dalam masa kehamilan risiko tinggi. Kehamilan risiko tinggi yaitu kehamilan yang berisiko baik pada ibu baik bagi janinnya. Secara medis mungkin sudah, tapi secara psikososial belum siap sebenarnya," kata Dr. dr. Eka Rusdianto Gunardi, Sp.OG (k)., kepada NOVA.id di JCC, Senayan, Jakarta Pusat.
Artinya, ia belum siap menjadi seorang ibu. Bahkan, ia belum bisa bertindak layaknya seorang calon ibu yang memiliki bayi di dalam perutnya. Bukan tak mungkin kehamilan di usia dini dapat menyebabkan keguguran pada janin.
(Baca: Inilah 5 Kesalahan yang Harus Dihindari Ibu Hamil)
Mereka yang hamil pada usia muda memiliki kemungkinan besar untuk menjalani persalinan caesar karena bentuk tubuhnya belum sepenuhnya menunjang untuk menjadi seorang ibu. Misalnya pinggulnya masih sangat kecil dan sulit untuk melakukan persalinan normal.
Lalu apa yang terjadi jika kehamilan berlangsung di usia lebih dari 35 tahun? Sama dengan kehamilan terlalu dini, kehamilan yang terlambat juga mengakibatkan risiko tinggi untuk dirinya dan jabang bayi.
Pada kehamilan yang terlambat terdapat risiko ketidaksiapan secara medis. Mereka yang berusia lebih dari 35 tahun bisa saja memiliki penyakit misalnya darah tinggi atau obesitas.
Kata dr. Eka, kehamilan yang terlambat juga membuka peluang bayi mengalami kelainan kromosom. "Paling kita takutkan adalah kecacatan pada bayinya. Ada kelainan kromosom dan genetik,” jelasnya.
(Baca: Kenapa Wanita di Atas Usia 30 Tahun Sulit Hamil? Begini Penjelasannya)
Sebenarnya mudah untuk dipahami risiko yang akan dihadapi calon ibu dengan usia 35 tahun ke atas. Seorang wanita sejak lahir sudah memiliki jumlah telur sekira 3 juta. Nah, selama ia haid per bulannya, jumlah telur seseorang semakin berkurang, sehingga rencana kehamilan di usia 35 selain memiliki risiko tinggi juga sangat sulit mengalami pembuahan.