Nikmat Kopi Gayo Taklukkan Dunia

By Ade Ryani HMK, Jumat, 19 Mei 2017 | 08:00 WIB
Kisah Sukses Rahma: Nikmatnya Kopi Gayo yang Taklukkan Dunia (Ade Ryani HMK)

Tahun itu pula ia membuat website untuk promosi. “Saya sendiri enggak pernah tahu apa itu website, email, bahkan sampai sekarang enggak bisa pakai komputer. Pernah kursus belajar bahasa Inggris sampai yang mengajar nyerah. Ya sudahlah, akhirnya pakai Google translate. Ha ha.”

Sejak itu, usaha Rahmah berkembang. Banyak pihak yang memuji kopinya. Bahkan pembeli datang langsung untuk mencoba. “Saya enggak lagi mencari dan mengejar pembeli. Saya yang dikejar mereka sekarang,” ujar Rahmah.

Urusan ekspor pun tak ada kendala. Malah, karena Rahmah tidak bisa berbahasa Inggris, ada pembeli yang belajar bahasa Indonesia agar komunikasi menjadi lancar.

Keluarga Nomor Satu

Untuk bisa bertahan dalam bisnis, Rahmah memberikan beberapa tips antara lain harus menjaga kualitas, jujur, dan mengenali keinginan pembeli. Kopi Gayo memang memiliki keunggulan tersendiri, salah satunya punya banyak rasa.

Tahun 2014 saat diundang lomba cupping (mencoba rasa kopi) di Seattle, AS, contoh kopi yang ia bawa mendapat banyak pujian. “Saya makin percaya diri,” ucap Rahmah yang beberapa kali diundang untuk cupping di berbagai negara seperti AS, Jerman dan Taiwan.

Tahun 2017, Rahmah kembali mendirikan koperasi yang ia beri nama Queen Ketiara. “Sejak Januari sampai April 2017 Queen Ketiara sudah mengekspor 20 kontainer kopi. Mutu Kopi Queen Ketiara adalah specialty, lebih tinggi kualitasnya,” tambah Rahmah.

Uniknya, anggota Queen Ketiara 90% adalah perempuan. “Saya memang ingin merangkul perempuan. Di Gayo ini banyak perempuan yang hanya menjadi ibu rumah tangga, saya ingin mereka bangkit,” ungkap Rahmah yang mencatat kenaikan omzet dari tahun ke tahun, omzet usaha dari bulan Januari sampai April 2017 ini sudah menyentuh angka Rp35 miliar.

Tak ada yang menyangka, setelah merasakan pahit getir membangun usaha, kini Ramah telah mereguk manisnya keberhasilan.

“Maut, rezeki dan jodoh itu ada di tangan Allah. Motivasi terbesar saya adalah untuk keluarga, agar anak-anak tidak bodoh seperti Mamaknya,” kata Rahmah yang tetap meluangkan waktu bagi keluarganya. “Sesibuk apapun, saya tetap punya waktu untuk keluarga,” katanya.