Angka ini cukup mengejutkan, karena jumlah penduduk Jepang sendiri hanya 2 persen dibanding populasi di dunia.
Di bukunya, Moriyama juga menyebutkan bahwa anak-anak sudah diajari untuk terbiasa mengonsumsi makanan sehat sejak dini.
Kebiasaan tersebut meliputi kebiasaan untuk makan perlahan serta mengapresiasi apapun makanan yang mereka santap.
Selain itu, mereka juga terbiasa untuk menaati peraturan ketika di meja makan, yaitu tidak makan dalam porsi besar atau menambah porsi makan, serta makan dengan menu yang terpisah.
(Baca: Alasan Mengapa Sebaiknya Anak Jangan Dibiasakan Makan Sambil Bermain)
Ada banyak hal positif yang bisa kita contoh dari mereka, misalnya makan masakan dengan proses masak yang lebih lama dengan cara panggang atau steam.
Selain itu, mereka juga makan nasi sebagai menu tambahan, bukannya menu utama, atau roti.
Kemudian, sarapan merupakan kewajiban, tak heran masyarakat Jepang memiliki menu sarapan yang lengkap mulai dari teh hijau, nasi steam, sup, tahu, bawang putih muda, rumput laut, omelet, atau ikan.
Lalu, mereka juga sangat jarang makan makanan manis, kalaupun ada dalam menu maka porsinya pun sangat sedikit.
Banyak yang berpikiran perempuan Jepang tak suka menyantap coklat, cookies, es krim, atau cake, namun sebenarnya mereka sudah tahu bahwa akan ada dampak sampingnya dalam jangka panjang.
(Baca: Minum Obat Jangka Panjang Sebabkan Ginjal Kronis, Benarkah?)
Sumber : www.superhv.com