Dalam masa puasa ini, produksi air liur berkurang sehingga kita akan rentan terkena kontaminasi kuman.
Padahal, air liur tersebut berfungsi sebagai antiseptik alami dalam mulut sehingga kita bisa terhindar dari infeksi tenggorokan maupun daerah mulut.
Dengan berkurangnya produksi air liur, maka mulut akan menjadi semakin kering, sehingga kuman lebih gampang berkembang biak sehingga risiko infeksi meningkat.
Gangguan infeksi ini bisa menyebabkan bau mulut, sariawan, sakit tenggorokan, bahkan mengalami influenza saat puasa.
(Baca: Alasan Flu Lebih Rentan Menyerang Tubuh Saat Berpuasa dan 5 Cara Mencegahnya)
Untuk menjaga kesehatan rongga mulut dan tenggorokan, salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan ber-gargle alias berkumur dengan menggunakan cairan antiseptik sebanyak 2 kali dalam sehari.
Gargle sendiri fungsinya adalah untuk mengendalikan pertumbuhan bakteri, virus, dan jamur di daerah mulut dan tenggorok.
Menurut dr. Syahrial M. Hutauruj, SpTHT-KL(K)., Ketua Divisi Laring Faring Departemen THT FKUI/RSCM., pada saat puasa, jumlah air liur di mulut kita berkurang karena adanya kekurangan asupan cairan.
“Karena kurangnya asupan cairan, maka kontaminasi bakteri dan virus menjadi semakin mudah terjadi. Hal ini disebabkan oleh kurangnya lapisan air liur di mulut kita yang harusnya dapat melawan bakteri,” jelasnya.
(Baca: Senang Buka Puasa dengan Gorengan? Ini Akibatnya)
Oleh karena itu, kesehatan daerah mulut harus lebih diperhatikan.
“Cermati jenis makanan yang dikonsumsi saat puasa dan juga jaga kondisi flora bakteri baik yang normal terdapat dalam mulut,” imbuhnya.
Jenis-jenis makanan yang dapat menimbulkan gangguan mulut dan tenggorokan adalah makanan berminyak, berlemak, dan berkadar gula tinggi.