NOVA.id – Bagi seorang ibu yang sedang menyusui terkadang mengalami kendala saat ingin memberikan ASI exclusive bagi anaknya, entah itu ASI yang tidak keluar saat dipompa atau rasa sakit ketika menyusui.
Hal ini tentu saja akan membuat para ibu khawatir pada bayinya.
Menurut Dr. dr. Ali Sungkar, Sp.OG(K) selaku Ketua Perkumpulan Perinatologi Indonesia (Perinasia) saat menghadiri di acara kampanye Anmum Celebrate The Extraordinary, Hotel Raffles, Jakarta Selatan, ada hambatan yang terjadi pada ibu menyusui.
(Baca juga : Yang Harus Diperhatikan Sebelum Memberi Gadget pada si Kecil)
Simak 7 hambatannya di bawah ini.
- Ibu kurang mendapat dukungan luas dari lingkungannya, padahal dukungan dari suami, orang tua, mertua, dan teman sangat penting.
- Masih banyaknya media yang menyiarkan bahwa menyusu menggunakan botol adalah hal yang normal.
- Kurangnya pendidikan (prenatal) atau pendidikan sebelum buah hatinya lahir ini dapat menjadi hambatan.
- Kurangnya pendidikan dari petugas kesehatan, seperti bagaimana posisi bayi ketika akan diberikan ASI.
- Kebijakan rumah sakit yang kurang mendukung.
- Ibu bekerja memiliki waktu yang lebih banyak di luar, yang akhirnya tidak bisa memberi ASI secara langsung kepada sang bayi.
- Promosi susu formula yang luas dapat menggoda para ibu untuk beralih ke susu formula daripada ASI.
(Baca juga : Mam dan Dad Punya Pola Asuh Berbeda untuk Si Kecil? Simak Tips Berikut)
(Baca juga : Ini 4 Cara Mengatakan "Tidak" pada Anak)
Hambatan-hambatan tersebut kerap kali membuat seorang ibu dilema akan memberikan ASI atau tidak kepada sang bayi.
Padahal, ASI memberikan efek yang besar bagi pertumbuhan bayi.
“Anak yang diberikan ASI itu lebih jarang sakit. Dan sistem imun oleh ASI itu sangat kuat”, jelas Dr. Ali.
Selain mengalami hambatan dalam memberikan ASI pada sang bayi, terdapat juga faktor pendukung yang dapat memberikan support pada ibu yang menyusui.
Faktor pendukungnya ini berupa kesehatan sang ibu, riwayat keluarga, dukungan dari pasangan dan teman (selalu memberi energi positif), status sosio-ekonomi, iklan di media, informasi dari petugas kesehatan, umur dan pendidikan, serta yang terakhir ras dan etnik.
Pingki Aulia Wahyudin