Berkaca pada Kasus Rachel Amanda, Begini Cara Mengenali Gejala Kanker Tiroid, Jangan Sampai Terlambat!

By , Rabu, 23 Agustus 2017 | 03:24 WIB
Kanker tiroid (Nova)

Baca juga: Tak Disangka, Mulai Dari Kanker Hingga Rematik Bisa Dicegah Dengan Kuaci!

Untuk, memastikan ada atau tidaknya kanker, dr. Dante Saksono H., SpPD-KEMD., PhD, spesialis endokrinologi, menyarankan untuk meraba bagian leher.

“Coba raba kelenjar di leher, caranya dengan meraba leher di depan cermin, telan ludah, lalu rasakan kalau ada yang bergerak dari bawah ke atas,” terang dr. Dante Saksono H., SpPD-KEMD., PhD.

Deteksi dini  dengan cara raba, telan, dan rasakan sendiri bisa dilakukan untuk melihat benjolan di leher sehingga memungkinkan untuk mempercepat penyembuhan dengan pengobatan yang tepat.

Baca juga: Jangan Sepelekan! Yuk Cegah Infeksi Vagina dengan 6 Cara Ini, Dijamin Ampuh Loh

Perlu diwaspadai juga apabila terdapat benjolan di leher yang ditandai dengan rasa nyeri pada saat menekan leher.

Selain itu, gejala lain kanker tiroid yakni ditandai dengan perasaan gelisah, sulit tidur, badan mudah berkeringat, gondok membesar, berat badan menurun drastis, diare, tangan gemetar hingga gangguan menstruasi.

Sayangnya deteksi dini tersebut tak cukup untuk mendeteksi kanker tiroid lebih akurat, seperti yang dijelaskan oleh dokter dari Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, Jakarta ini.

Baca juga: Tanpa Disadari, 3 Hal ini Bisa Kurangi Kenikmatan Bercinta

Untuk lebih akuratnya, dapat dilakukan ultrasonografi tiroid (USG tiroid).

Disebutkan, bahwa munculnya kanker tiroid umumnya tidak dirasakan karena memang tidak mengganggu.

Beberapa penyebab dan faktor risiko kanker tiroid antara lain pengaruh diet dan lingkungan, hormon seks, paparan radiasi terhadap kelenjar tiroid pada masa kanak-kanak, umur, perempuan, serta adanya riwayat keluarga.

Baca juga: Diramal Rujuk Dengan Maia, Ahmad Dhani: Saya Kuat Kok Ladeni Dua Perempuan

"Perempuan cenderung lebih rentan terkena kanker tiroid dibandingkan dengan laki-laki. Kemungkinan besar ini karena hormon perempuan yang lebih fluktuatif dibandingkan dengan pria," ujar Prof. Dr. Johan S. Masjhur, Sp.PD-KEMD, Sp.KN, Ketua Kelompok Studi Tiroid Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI).

Dijelaskan pula bahwa kanker tiroid pertumbuhannya tidak seganas seperti kanker payudara atau kanker serviks.

Baca juga: Jangan Sembarangan, Penderita Kanker yang Berobat ke Pengobatan Alternatif 2,5 Kali Lebih Punya Kemungkinan Meninggal!

Dalam beberapa kasus, tingkat kesembuhan penderita kanker tiroid juga tinggi. (*)