Salut, Kini Gucci Tak Lagi Menggunakan Bahan dari Kulit Hewan, Ini Alasannya

By Dionysia Mayang Rintani, Senin, 16 Oktober 2017 | 11:05 WIB
Salut, Kini Gucci Tak Lagi Menggunakan Bahan dari Kulit Hewan, Ini Alasannya (Dionysia Mayang)

NOVA.id – Telah diberitakan bahwa Gucci, merek mewah Italia, tak akan lagi menggunakan bulu hewan atau fur free mulai tahun 2018.

Tak hanya itu, Gucci juga disebut akan melelang sisa koleksinya yang masih menggunakan bulu hewan.

CEO Gucci, Marco Bizzarri mengatakan bahwa mereka membuat keputusan ini untuk mempertegas komitmen perusahaannya dalam menjaga keberlanjutan (sustainability) sebagai bagian dari bisnisnya.

"Apa menurutmu menggunakan bulu hari ini masih modern? Saya tidak berpikir itu masih modern dan itulah alasan mengapa kami memutuskan untuk tidak melakukan itu. Ini agak ketinggalan zaman," kata Bizzarri dalam sebuah acara di London College of Fashion.

"Kreativitas bisa didapatkan dari berbagai arah dan bukan hanya menggunakan bulu binatang," tambahnya.

(Baca juga: Sarapan Bernutrisi dengan Sereal Susu, Solusi Tepat Ibu Millennial)

Gucci bergabung dengan merek ternama lain seperti Calvin Klein, Ralph Lauren, Tommy Hilfiger, dan Armani yang telah berhenti menggunakan bulu hewan dalam koleksi pakaian mereka.

Meski Gucci identik dengan pemakaian bulu di sepatunya, tapi menurut Bizzarri keputusan penghentian penggunaan bulu tidak akan berdampak pada bisnisnya terlalu banyak.

Produk bulu bernilai sekitar 10 Juta Euro setiap tahunnya dan Bizzarri mengatakan, bahwa bahan seperti inovasi kain imitasi, wol dan kain harus dapat mengkompensasi hal ini.

(Baca juga: Sebenarnya, Hujan-hujanan Bikin Sakit Enggak, Ya? Ini Jawabannya!)

Selain itu, larangan penggunaan bulu juga bisa menumbuhkan basis konsumen Gucci yang lebih muda dan cenderung lebih etis dan modern dari pada generasi sebelumnya.

Keputusan tersebut juga dilakukan dengan bantuan direktur kreatif Gucci Alessandro Michele. "Fashion selalu tentang tren dan mengantisipasi keinginan konsumen. Direksi yang memiliki kreatifitas terbaik dapat mengantisipasinya, mencium sesuatu di luar sebelum orang lain. Agar fashion dan modernitas berjalan bersama." pungkasnya.(*)

(Iwan Supriyatna/Kompas.com)