NOVA.id - Tahukah Anda, Indonesia menempati urutan kelima sebagai negara dengan jumlah bayi prematur terbanyak sedunia.
Bayi prematur diketahui menjadi penyumbang terbesar angka kematian bayi serta cacat fisik.
Bayi yang terlahir prematur yaitu lahir dengan berat kurang dari 1500 gram atau usia kehamilan kurang dari 34 minggu beresiko mengalami gangguan mata Retinopati Prematuritas (ROP).
(Baca juga: Oh… Ternyata Begini Tips Manjur Bikin Sambal Bawang Tanpa Takut Bau Langu!)
Retinopati Prematuritas (ROP) adalah kelainan mata pada bayi yang lahir prematur disebabkan oleh pertumbuhan tidak sempurna pembuluh darah retina sehingga menimbulkan jaringan parut.
Tidak seperti kelainan mata lainnya, ROP tidak bisa kita lihat secara kasat mata.
"Apakah orang tua bisa melihat? Tidak. Mata bayi kita memang terlihat jernih-jernih saja, namun prosesnya di dalam itu berjalan terus," ucap Prof. Dr. Rita Sita Sitorus, SpM, PhD.
(Baca juga: Sungguh Heroik! Pengasuh Ini Rela Tertabrak Mobil Demi Selamatkan Anak Asuhnya)
ROP sebenarnya dapat kita cegah dengan mendeteksi anak kita sedini mungkin, yaitu dengan skrining mata.
"Melakukan proses skrining pada bayi prematur dilakukan sedini mungkin. Skrining biasa tertunda karena menunggu anak dalam keadaan stabil, meski begitu tidak boleh lama-lama," jelas Prof. Dr. Rita Sita Sitorus, SpM, PhD.
Setelah melalui skrining, dokter mata anak akan melakukan beberapa tindakan, yaitu observasi, sinar laser, suntikan, sampai bedah.
(Baca juga: Ternyata Bukan Diet, Intip Cara Perempuan Ini Sukses Turunkan Berat Badan, Bisa Kita Coba!)