Waspada, Inilah 3 Alasan Kita Harus Peduli pada Kelainan Irama Jantung!

By , Kamis, 25 Januari 2018 | 06:22 WIB
Ilustrasi penyakit jantung (Nova)

NOVA.id – Jantung adalah sebuah organ yang vital bagi kita.

Tanpa jantung, darah di seluruh tubuh kita tak mungkin bisa mengalir.

Jadi, penting bagi kita untuk menjaga kesehatan organ tersebut mengingat banyak penyakit yang mengancam kondisinya.

(Baca juga: Diceraikan Karena Buah Hati Alami Kelainan, Namun Beginilah Nasibnya Kini yang di Luar Dugaan)

Contoh penyakit jantung yang menjadi rahasia umum adalah jantung koroner dan sindrom gagal jantung.

Namun, jantung juga ternyata dapat terserang penyakit aritmia.

Aritmia adalah kelainan irama jantung yang tidak teratur, bisa jadi lebih cepat ataupun lebih lambat.

(Baca juga: Sering Mengabaikan Kesehatan Organ Ini, Yuk Konsumsi 5 Jenis Makanan Berikut Agar Hati Sehat!)

Secara garis besar, ada 2 kelompok besar aritmia, yakni bradiaritmia (laju jantung terlalu lambat, kurang dari 60 kali per menit) dan takiaritmia (laju jantung terlalu cepat, lebih dari 100 kali per menit).

Melansir buku The Prevalence of Symptoms in Medical Outpatients and The Adequacy of Therapy, gejala aritmia menjadi alasan kedua tersering mengapa pasien pergi ke dokter spesialis jantung.

Gejala yang paling sering muncul adalah berdebar, tetapi pusing, pingsan, dan sesak napas pun juga dapat menjadi tanda penyakit aritmia.

(Baca juga: Belanja Produk Ritel Kekinian Hanya di Easy Shopping, Mudah dan Terpercaya!)

Setidaknya, sekitar 41% pasien yang pergi ke dokter spesialis jantung karena alasan berdebar positif memiliki aritmia.

Karena itu, kita sebagai masyarakat awam perlu lebih memerhatikan penyakit aritmia.

Mengapa demikian? Simak 3 alasan kita harus lebih peduli terhadap penyakit aritmia:

Aritmia adalah pemicu stroke

“Faktanya, dari 2,5 juta pengidap Fibrilasi Atrium (salah satu jenis aritmia), 40% di antaranya berisiko terserang stroke,” ujar Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi, Sp.JP, Profesor bidang Aritmia RSJPD Harapan Kita, Jakarta.

Maka penting bagi kita untuk mengenali gejala aritmia supaya dapat mencegahnya.

“Ketika kita bisa mendeteksi gangguan irama jantung, di situlah saatnya kita mendapatkan penanganan dari dokter ahli jantung,” kata dr. Agung Fabian Chandranegara, Sp.JP(K), Ketua Panitia Kampanye FA 2017.

(Baca juga: Tak Perlu yang Berat-Berat, Inilah 4 Jenis Olahraga yang Bikin Diet Jadi Makin Sukses!)

Aritmia dapat berujung kematian

Berdasarkan data yang Nova terima pada acara Overview dan Outlook tentang  Penyakit Aritmia di Indonesia Tahun 2018 pada Rabu (24/1), setidaknya 87% pasien yang meninggal mendadak ternyata mengalami aritmia.

Oleh karena itu, jika kita merasa mengalami gejala-gejala penyakit aritmia, sebaiknya pergi ke dokter spesialis jantung untuk berkonsultasi.

(Baca juga: Perhatikan 4 Hal Ini Saat Sarapan Agar Berat Badan Tak Gampang Naik)

Fasilitas kesehatan aritmia masih terbatas

Bukan hanya fasilitas saja, para ahli aritmia di Indonesia pun masih terbatas.

“Kelainan aritmia termasuk banyak, tetapi ahlinya sedikit, alatnya juga kurang,” kata Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi.

“Sejak 2006 hingga sekarang, totalnya ada 26 ahli aritmia se-Indonesia,” tambahnya.

(Baca juga: Tak Perlu Was-Was Memulai Bisnis Bakery Asal Ada Tepung Premix, Ini Alasannya)

Karena itu, selama kita memiliki kesempatan untuk mencegah serangan penyakit tersebut, lebih baik kita gunakan sebaik-baiknya.

Kita semua pasti setuju kan, mencegah lebih baik daripada mengobati?

Maka dari itu, mulai sekarang coba untuk lebih peduli terhadap gejala dan tanda penyakit aritmia untuk menghindarinya. (*)