Mulai Larang Pakai Sedotan Plastik, Ini Alasan Beberapa Perusahaan

By Hinggar, Sabtu, 14 Juli 2018 | 06:00 WIB
Sedotan berbahan plastik ()

NOVA.id - Sebuah larangan penggunaan sedotan berbahan plastik di berlakukan di kota Seattle.

Larangan penggunaan sedotan plastik ini berlaku untuk semua bisnis pelayanan makanan, termasuk restoran, toko, kedai kopi, truk makanan dan kafetaria.

Mereka yang melanggar akan dikenai denda sebesar 250 dollar atau 3,6 juta rupiah.

Hal ini dilakukan untuk mengurangi polusi plastik yang ada.

(Baca juga : Polisi Dicopot dari Jabatannya setelah Pukul Ibu-Ibu yang Mencuri)

Penggunaan sedotan plastik ini pun juga mulai dihentikan oleh maskapai penerbangan America Airlines.

Menurut website dari America Airlines, mulai bulan Juli ini mereka akan menghilangkan sedotan di dalam tempat duduk penumpang.

Mereka akan menggantinya dengan menyajikan minuman dengan tongkat pengaduk berbahan jerami dan kayu yang ramah lingkungan.

Hal ini nantinya juga akan berlaku pada sendok dan garpu yang mereka gunakan.

(Baca juga : Bayar Jutaan, Raditya Dika Cicipi 17 Makanan Berwujud Tak Lazim)

Perusahaan Starbucks pun akan menghilangkan sedotan plastik di semua gerai yang dimilikinya.

Mereka akan mengganti sedotan berbahan plastik menjadi bahan kertas atau sedotan yang bisa dibuat menjadi kompos.

Pada bulan lalu, McDonald's mengatakan akan beralih ke sedotan kertas di Inggris dan Irlandia pada bulan September.

Peralihan ini pun akan selesai pada tahun 2019.

(Baca juga : Haid Saat Mengandung, Perempuan Ini Tak Tahu Jika Hamil Anak Kembar)

Semua larangan tersebut terkait tentang polusi plastik yang ditemukan di lautan.

Pemerintah inggris menemukan bahwa 1 juta burung dan lebih dari 100 ribu mamalia laut mati karena makan dan terbelit sampah plastik.

Sebuah laporan dari jurnal akademik Science Advances melaporkan di tahun 2015 sampah plastik yang didaur ulang hanya 9 persen, 12 persen dibakar dan 79 persen menjadi pencemaran lingkungan. (*)