Jangan Tertukar, Selain Saman dan Ratoh Jaroe, Seni Asal Aceh Ini Juga Dimainkan Secara Massal

By Healza Kurnia, Jumat, 24 Agustus 2018 | 16:03 WIB
Para pelajar tampak membawakan Seni Didong dengan duduk bersila di atas tikar (Ricky Martin/NOVA)

Biasanya pertandingan dilakukan pada malam hari dan dalam waktu semalam suntuk.

Ada dua kelompok yang akan bertanding, setiap kelompok biasanya terdiri dari 30-40 orang.

Mereka duduk bersila membentuk lingkaran, dengan bantal kecil sebagai pengganti alat musik pengiring.

Ceh, adalah sebutan untuk pelantun syair Didong (Ricky Martin/NOVA)

Dalam pertandingan Didong, setiap kelompok terdiri dari 1-3 orang ceh, yang dianggap ahli dalam menuturkan dan melantunkan sastra Gayo dalam bentuk syair puisi dan lagu, baik itu secara spontan maupun melalui berbagai persiapan.

(Baca juga: Cantik! Begini Penampilan Dinda, Atlet Panah Indonesia Pakai Batik)

Kemudian, setiap kelompok diberi kesempatan tampil selama 30 menit secara bergantian, mereka beradu syair dan puisi.

Pertandingan itu akan dinilai juri untuk menentukan, siapa kelompok yang pandai memainkan syair dan puisi dalam seni Didong.

Didong disebutkan memiliki peran dan fungsi yang cukup luas dalam kehidupan sosial, di antaranya sebagai media penyaluran nilai-nilai estetika masyarakat.

Selain itu, Didong disebutkan jadi media komunikasi yang cukup efektif antara pemerintah dengan masyarakat, maupun antar masyarakat itu sendiri.

(Baca juga: Catat, Mulai Besok Belanja Online Diskon Sampai 95%, Ini Daftarnya!)