Awalnya, motif batik yang tak biasa ini dipesan oleh seorang dokter asal Surabaya, lantas diminati oleh banyak orang sehingga tetap diproduksi.
Tak sekali ini saja ia menerima pesanan membuat motif tak biasa yang akhirnya juga menjadi diminati orang lain.
Nunu, panggilan akrabnya, pernah mendapat pesanan batik bermotif gigi dari seorang dokter gigi asal Kalimantan, batik motif sate, yang kemudian menjadi motif khas dan unik Batik Pratiwi Krajan.
Baca Juga : Ayah Camilla Sempat Tak Merestui Putrinya Menikah dengan Pangeran Charles, Kenapa?
Di balik motif yang kreatif ini ada sosok suami Nunu yaitu Sulasno, yang menjadi otaknya.
Telah lebih dari 200 motif ia hasilkan, termasuk motif yang sudah dipatenkan serta motif pompa angguk kuno atau pumpjack yang merupakan simbol nol kilometer Kota Cepu sebagai Kota Minyak.
Sulasno sendiri mengaku inspirasi mendesain muncul saat ia berjalan-jalan keliling kota, belajar motif batik tradisional dan pakemnya, yang kemudian ia kembangkan dan eksplorasi.
Baca Juga : Rasakan Sensasi Seolah Pakai Bra Berkawat Sekaligus Tampil Menarik
Batik Pratiwi Krajan terus berkembang, dengan didukung oleh program CSR dari PT Pertaminan EP (PEP) Asset 4 Field, Cepu.
Sejak 2014, PEP telah melihat potensi Batik Pratiwi Krajan untuk mengembangkan ekonomi masyarakat sekitar.
Sebagai apresiasi, PEP memberikan bantuan dari hulu ke hilir, mulai dari teknik membatik, penyediaan alat membatik, hingga pelatihan pemasarannya.
Nah Sahabat NOVA, tertarik untuk mengoleksi Batik Pratiwi Krajan dengan motifnya yang unik dan khas ini? (*)
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR