NOVA.id - Awan duka menyelimuti dunia musik Indonesia.
Gitaris band Seventeen, Herman Sikumbang ditemukan meninggal akibat tergulung tsunami Banten.
Tengah manggung dalam rangka Employee Gathering PLN UIT JBB di Tanjung Lesung Beach Resort, Hermawan menjadi korban tsunami yang menggulung kawasan Pantai Tanjung Lesung Banten, Sabtu (22/12) malam.
Baca Juga : Jadi Saksi Tsunami Banten, Ifan Seventeen: Cakar-mencakar Semua Orang Saling Menenggelamkan
Kepergian Herman ini pun meninggalkan duka mendalam bagi keluarga terutama sang istri, Juliana Moechtar.
Kepergian sang suami sempat membuat Uli, sapaan akrab Juliana, mengingat hal janggal yang dilakukan sang suami.
Siapa sangka, sebelum ajal menjemput, Herman sempat berpamitan dan memeluk sang istri begitu lama.
Baca Juga : Menangis Histeris, Istri Herman Seventeen Ungkap Keinginan Suaminya Sebelum Meninggal
"Teringat saat dia pamit, dia memeluk saya lama, dia mencium saya penuh cinta, Dan pada saat terakhir pun dia masih mengajak saya untuk ikut keacara itu," tulis Uli pada salah satu keterangan unggahan di Instagram.
Tak hanya itu, beberapa bulan terakhir sebelum kepergiannya, Herman ternyata kerap menyanyikan lagu ciptaannya yang berkisah tentang kepergian.
"K e m a r I n ... sedih hati saya saat mendengar lagu ini, ini lagu terakhir ciptaan suami saya yg selalu dia main kan beberapa bulan ini dirumah, saat dia duduk di kursi tamu dirumah dia selalu menyayi kan lagu ini,Dan takdir berkata lain, Dan lagu ini membuat hati saya sangat sedih," tulis Uli pada keterangan unggahannya.
Baca Juga : Wajahnya Lebam, Komedian Ade Jigo Ceritakan Detik-Detik Tsunami Banten Hingga Mohon Bantuan
Lagu yang berjudul Kemarin itu memang ia ciptakan untuk bandnya, Seventeen.
Rilis sekitar akhir tahun 2016, lagu ini berkisah tentang kepergian dan kesedihan tatkala melepas seseorang yang dicintai untuk selamanya.
Potongan lagu Kemarin pun diunggah Uli melalui Instagramnya seperti berikut ini.
View this post on Instagram
Selamat jalan Herman, semoga engkau tenang di sisiNYa, dan semoga keluarga yang ditinggalkan terus diberi kekuatan dan ketabahan.
Terima kasih telah mewarnai perjalanan musik di Tanah Air.
Karyamu akan terus dikenang oleh seluruh penikmat musik Indonesia. (*)
Source | : | |
Penulis | : | Nuzulia Rega |
Editor | : | Winggi |
KOMENTAR