Ayo, raih perhatiannya, tanyakan bagaimana perasaannya saat menghadapi Anda yang meledak-ledak tak terduga, tanyakan rencana persiapan keuangan untuk anak, ingat, tidak pakai merengut, mengeluh, apalagi marah, ceritakan juga betapa susahnya Anda menahan sakit kepala saat menjemput si kecil.
Terlalu dini rasanya berpikir untuk berpisah, coba sediakan waktu untuk diri anda sendiri, tapi cari tahu terlebih dahulu apa minat Anda, fokus pada peluang untuk memperbaiki ini, ceritalah pada psikiater Anda, jangan datang hanya minta obat, rugi, tambahkan semangat perubahan, kurangi kecenderungan labilitas yang memang susah dikontrol itu.
Banyak, kok, orang bipolar yang sukses. Anda juga bias, kalau sudah membaik, mengapa tidak berkarir lagi, di luar rumah? Kembali ke perusahaan lama, misalnya, kan, anak sudah besar, hidup itu menyediakan banyak sekali peluang, tinggal pilih Anda mau tenggelam dalam sikap moody yang ekstrim atau mau berubah?
Obat, terapi, tanpa dorongan dari dalam diri untuk berubah menjadi lebih baik akan kecil sekali dampaknya, sisi lain, meninggalkan obat, berarti Anda membiarkan emosi Anda naik turun dengan ekstrim, pilih dengan bijak, ya, Jeng Mita sayang. (*)
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR