Lebih lanjut lagi Ika mengatakan, alasan yang membuat laki-laki lebih susah lepas dari game online adalah karena peran yang selama ini kerap “dibebankan” ke mereka.
Jadi, bila perempuan selama ini lebih “dituntut” untuk mengurus rumah dan menjaga anak, laki-laki selalu percaya bahwa peran mereka hanyalah untuk bekerja dan mencari nafkah.
Sehingga, “Laki-laki seringnya masih punya justifikasi untuk main game, seperti ‘kan aku enggak ngapa-ngapain, aku kan sudah bekerja’ karena dia merasa tugas laki-laki kan bekerja.”
Baca Juga : Dipolisikan Nikita Mirzani, Puput Carolina Beri Sindiran Pedas: Jangan Lulus SMP Doang!
Lo, bukannya perempuan juga sudah banyak yang bekerja?
“Ya memang, terkadang masih kurang kesadaran di laki-laki ini untuk membantu perempuan. Jadi, dorongan untuk dia mulai membatasi main game itu belum muncul.
Sementara untuk istri yang juga hobi main game, mereka jauh lebih bisa mengatur, karena sadar kalau dia main game terus, anak bisa enggak makan, rumah bisa berantakan,” jelas Ika.
Baca Juga : Segera Menikah, Calon Suami Muzdalifah Sebut Sedang dalam Ujian Berat
Penulis | : | Jeanett Verica |
Editor | : | Winggi |
KOMENTAR