Menurut Tara, melakukan pelanggaran tersebut sebenarnya bagian dari melepaskan emosi negatif.
Maka tak jarang setelah melakukannya timbul perasaan lega, puas, fulfilled, dan lain sebagainya.
Ibarat kata kalau sedang marah lalu kita lampiaskan pada orang, kan ada semacam perasaan puas.
Baca Juga: Akhiri Hidup di Usia Muda, Ini Hasil Otopsi Sulli Eks f(X) yang Diungkap Kepolisian
Misalnya saja, nih, mungkin ada kepuasan yang sama ketika Anda berhasil stalking pacar barunya sang mantan, nyinyir lewat kolom komentar, atau bahkan berhasil menipu orang lewat akun palsu yang Anda miliki.
Jika begini kondisinya dan berangsur terus-menerus tentu menjadi bahaya besar, khususnya bagi kesehatan mental kita sebagai seorang manusia.
“Sebenarnya pembuat akun palsu dan melakukan cyber bullying sudah bisa menjadi pertkita bahwa seseorang punya masalah psikologis.
Karena pelaku biasanya punya dorongan agresivitas yang tinggi, punya self esteem yang buruk sehingga butuh menjatuhkan orang lain untuk menaikkan dirinya, minim empati, dan adanya ketidakjujuran yang tinggi. Ya, bisa berbuat tapi tidak bertanggung jawab,” jelas Tara.
Baca Juga: Sebelum Melakukan Percobaan Bunuh Diri Goo Hara Sempat Curhat Dapat Komentar Jahat
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR