Itu semua memang berawal dari sebuah daerah terpencil di sebuah desa di Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Di situlah awal mula Amartha berdiri.
Saat itu, tahun 2010 Taufan merogoh kocek pribadi sebesar Rp10 juta untuk modal usaha ibu-ibu di sana.
Untuk mendapatkan modal, ibu-ibu harus membentuk kelompok yang bisa saling mendukung usaha mereka satu sama lain.
Baca Juga: Peringati Hari Kartini, Begini Kisah Sukses 2 UMKM Bersama Google Bisnisku
Seperti dikutip dari blog Amartha, Taufan bilang, “Seratus persen peminjam merupakan pelaku usaha mikro perempuan di desa.”
Bagi Taufan, Amartha adalah bisnis yang dilandasi nilai-nilai sosial.
Mereka ingin membantu mencapai sustainable development goals, melalui pilar pengentasan kemiskinan dan partisipasi perempuan dalam pembangunan.
“Serta mengurangi ketimpangan pendapatan di pedesaan,” tambah Taufan.
Penulis | : | Muhamad Yunus |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR