Jika orangtua pilih kasih, bisa menciptakan anak kesayangan dalam keluarga.
Di sisi lain, anak kesayangan juga bisa muncul dari persepsi si anak. Misalnya si sulung merasa tak lebih dimanja daripada si bungsu, karena sering kali dimintai bantuan orangtuanya.
Kata Alexandra, “Padahal mungkin si orangtua merasa saat itu terlalu ribet jika harus mengajarkan lagi si bungsu untuk membantunya. Jadi tergantung persepsi anak juga.”
Masalahnya, apakah jadi anak kesayangan selamanya menyenangkan bagi si anak? Ternyata ya tidak juga.
Alexandra menyebut ada dampak buruk yang diterima si anak kesayangan. Misalnya kalau selama ini dia merasa dibantu dan diutamakan, bahkan selalu dijaga.
“Tapi begitu harus mengambil keputusan sendiri, dia jadi merasa mudah stres dan putus asa, serta susah berjuang menghadapi kesulitannya,” ungkap Alexandra.
Selain itu, di keluarga sendiri akan tercipta semacam siblingsrival.
KOMENTAR