Berkat Mendiang Habibie
Rupanya kegigihan Esther menjadi pilot sudah dimulai sejak dia masih duduk di bangku SMA.
Waktu itu, dia kebetulan sering pelesiran ke berbagai daerah menggunakan pesawat, salah satunya saat dia melakukan perjalanan dari Balikpapan ke Tarakan, Kalimantan.
“Saya penasaran, kok pilot tahu, ya arah pesawat? Saya juga lihat banyak tombol-tombol (di kokpit). Saya penasaran sekali,” kata Esther.
Baca Juga: Mengenal Servasius Bambang Pranoto, Sosok di Balik Minyak Kutus Kutus
Rasa penasaran itu belakangan bikin Esther jadi mengurungkan niatnya menjadi seorang jurnalis, yang sempat dia cita-citakan sejak kecil.
Makanya, begitu lulus SMA, dia malah mendaftar ke Sekolah Penerbangan Indonesia di Banten.
“Saya ditolak, karena tinggi saya tidak mencukupi dan saya berasal dari jurusan IPS (Ilmu Pendidikan Sosial),” tutur Esther.
Berita yang lebih lengkap dan dalam ada di Tabloid NOVA. Belinya enggak repot, kok.
Sahabat NOVA bisa pilih langganan di Grid Store, atau baca versi elektroniknya (e-magz) di Gramedia.com, MyEdisi, atau Majalah.id.
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR