NOVA.id - Work from home tapi Sabtu Minggu masih kerja? Atau selama ini merasa diri seorang pekerja keras dan bukan workaholic?
Selama work from home, apakah Anda jadi merasa lebih lelah dan lebih lama bekerja daripada biasanya kalau di kantor?
Kalau jawabannya YA untuk semua pertanyaan tadi, artinya artikel ini memang buat Anda.
Baca Juga: Work from Home, Inilah 7 Panduan Mengatur Meja Kerja di Rumah
Perbedaan antara pekerja keras dan workaholic yang dibahas di sini memang tidak terbatas pada kondisi work from home di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang.
Jadi, pastikan Anda terus membacanya sampai selesai, ya.
Supaya setelah kurang dari 5 menit, Anda tahu beda pekerja keras dengan workaholic.
Anda juga bisa lebih paham tipe pegawai seperti apa Anda, dan bagaimana menjadi lebih baik tanpa harus kerja akhir pekan.
Di masa isolasi mandiri untuk mencegah penyebaran virus corona seperti sekarang, jelas work from home jadi pilihan sebagian besar perusahaan.
Awalnya, tentu kita merasa kerja di rumah jadi sesuatu yang berpotensi menyenangkan.
Tidak harus ketemu bos setiap hari, tidak harus macet-macetan di jalan, bisa lebih banyak bertemu anak dan pasangan, dan bisa pakai baju yang lebih santai.
Baca Juga: Work From Home, Saatnya Kompak dengan Pasangan Soal Urusan Rumah
Tapi nyatanya memasuki minggu demi minggu, kita mungkin mendapati diri menjadi lebih lelah.
Apalagi chatting soal kerjaan dan jadwal concall (conference call) seperti tidak pernah usai menambah beban pekerjaan yang sudah ada.
Ketika Anda berusaha memenuhi semua list pekerjaan yang harus diselesaikan, bahkan bela-belain hingga lewat jam kerja sampai nyebrang ke akhir pekan...
Menurut Anda, apakah Anda seorang pekerja keras atau workaholic?
Baca Juga: Catat! Generasi Milenial Wajib Miliki 3 Sikap Ini untuk Tingkatkan Karir di Era Serba Teknologi
Menurut Jobstreet, pekerja keras dan workaholic memang sulit dibedakan karena keduanya sama-sama berdedikasi tinggi terhadap pekerjaannya.
Namun keduanya mempunyai perbedaan dalam menyikapi beban kerja yang menjadi tanggung jawab mereka.
Umumnya, pekerja keras bisa merealisasikan work-life balance.
Mereka tahu kapan harus bekerja dan kapan harus istirahat.
Oleh karenanya, pekerja keras menggunakan waktu liburannya untuk bersantai.
Berbeda dengan workaholic yang saat liburan, masih berkutat dengan pekerjaannya.
Saat bekerja, pekerja keras akan fokus dan sering tidak mau diganggu agar pekerjaannya cepat selesai.
Baca Juga: Ingin Lebih Konsentrasi Bekerja? Coba Dengarkan Jenis Musik Ini!
Kalau workaholic, mereka akan serius, namun seringkali tidak sadar terbawa oleh suasana kantor atau rekan kerja yang suka ngobrol dan membuat kerjaannya jadi terhambat.
Orang yang merupakan pekerja keras akan berusaha memperbaiki diri jika target belum sesuai.
Mereka akan terus belajar untuk mencapai targetnya.
Namun jika dilihat dari workaholic, mereka ambisius terhadap pekerjaannya yang akan menyebabkan stres jika target tidak tercapai.
Baca Juga: Bagi Para Workaholic, Ayo Batasi Diri dari Pekerjaan dengan Cara Ini
Yang terakhir, jika dilihat dari waktu, waktu pengerjaan pekerja keras lebih efektif.
Oleh karenanya, kualitas yang dihasilkan lebih baik.
Eits, tapi bukan berarti kualitas dari workaholic tidak bagus, ya!
Ingat, kualitas kerja workaholic tentu tidak kalah dengan si pekerja keras walaupun tidak efektif!
Bagaimana Sahabat NOVA? Setelah membaca semuanya, sudah tahu dong kira-kira Anda termasuk yang mana?
++
Sahabat NOVA, jangan sampai ketinggalan berita dan informasi terbaru dan menarik soal selebriti dan dunia perempuan di Tabloid NOVA, ya. Dapatkan edisi terbarunya dengan berlangganan, tinggal klik di sini.
Source | : | Jobstreet |
Penulis | : | Nova.id |
Editor | : | Indira D. Saraswaty |
KOMENTAR