Anas maupun Retty juga setuju jika pelaku gaslighting biasanya adalah orang yang cukup berpendidikan.
“Karena mereka seakan memiliki kekuasaan untuk mengontrol orang lain sambil menyalahgunakan kekuasaan dan membuai dengan kata-kata ‘magic’-nya,” tutur Retty Ratnawati.
Tapi sebenarnya, gaslighting tidak terjadi hanya di hubungan asmara (orang yang berpacaran atau suami-istri).
Baca Juga: Jangan Anggap Remeh Kekerasan Verbal
Gaslighting bisa terjadi juga di dunia kerja (antara atasan dengan bawahan), dalam hubungan orangtua-anak, juga di sekolah (antara guru dengan murid).
Bahkan metode gaslighting menurut Retty, acap kali juga digunakan dalam interogasi ketentaraan.
Hal ini untuk menekan pihak yang sedang diinterogasi.
Baca Juga: Hindari Kekerasan Dalam Keluarga
Berita yang lebih lengkap dan dalam ada di Tabloid NOVA. Belinya enggak repot, kok.
Sahabat NOVA bisa pilih langganan di Grid Store, atau baca versi elektroniknya (e-magz) di Gramedia.com, MyEdisi, atau Majalah.id.
Penulis | : | Siti Sarah Nurhayati |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR