NOVA.id – Berdasarkan data dari Cisco, 58% karyawan akan bekerja dari rumah selama 8 hari atau lebih setiap bulannya pasca pandemi covid-19.
Hal tersebut tentu membuat kita dihadapkan dengan penerapan hybrid working, bila aktivitas di luar rumah telah mulai diperbolehkan setelah pandemi.
Di era new normal yang sudah berlangsung selama beberapa bulan, konsep bekerja secara remote terbukti cocok dan efektif untuk mengatasi ketidakpastian terkait penularan virus corona.
Meski demikian, tidak semua karyawan atau divisi tertentu bisa terus-menerus bekerja dari rumah.
Lalu, apakah masyarakat akan kembali pada kebiasaan sebelum adanya pandemi?
Hal tersebut dijawab oleh para ahli di berbagai bidang dalam acara Lark end-of-year media gathering yang dilakukan secara virtual.
Baca Juga: Hindari 4 Kesalahan Ini agar Tetap Produktif Saat Bekerja dari Rumah
Dr. Devie Rahmawati, Peneliti Sosial dan Komunikasi, meyakini bahwa situasi pandemi covid-19 adalah jembatan terhadap masa depan dan akselerator untuk transformasi digital.
Situasi tidak akan kembali seperti sebelum adanya pandemi, tapi masyarakat akan terus beradaptasi pada perubahan zaman dengan memanfaatkan perkembangan teknologi digital.
"Masyarakat telah menjadi pribadi yang adaptif di tengah ketidakpastian akan pandemi dengan beradaptasi pada perubahan melalui cara-cara baru untuk menjalani aktivitas kesehariannya,” jelas Devie.
Baca Juga: Beban Psikologis saat WFH Lebih Berat, Ini Tips agar Tidak Jenuh dan Tetap Produktif
Mulai dari penerapan cara bekerja dari rumah, sekarang masyarakat mulai menyongsong penerapan model kerja hybrid atau disebut dengan hybrid working yang membuka kemungkinan untuk meningkatkan produktivitas karyawan.
“Dengan konsep yang fleksibel, model kerja ini muncul sebagai jawaban terhadap era baru," ucap Devie.
Fenomena di atas diperkuat dengan hasil penelitian terkini dari Cisco yang menunjukkan bahwa meningkatnya cara bekerja hybrid berdampak pada operasional perusahaan.
Baca Juga: Inilah Daftar 10 Profesi yang Paling Dicari Perusahaan Selama Pandemi Covid-19
Diprediksi, 77% organisasi besar akan meningkatkan fleksibilitas kerja, sementara 53% organisasi besar akan memperkecil ukuran kantor.
Namun, penerapan hybrid working bukan semata-mata hanya bagaimana sebuah usaha mengubah struktur organisasi dan penempatan strategis (strategic positioning).
Diharapakan penerapan hybrid working ini juga memberikan efek pada semua level dalam bisnis seperti pengaturan tugas, aktivitas, proses manajemen, dan penguasaan teknologi.
Jika model kerja remote memang sepenuhnya mengandalkan teknologi, dalam model kerja hybrid justru kombinasi antara kompetensi tenaga manusia dengan teknologi menjadi yang utama.
Baca Juga: Yuk Merayakan Suara dan Membantu Perempuan Indonesia agar Terus Berkembang Bersama
Tentunya, penerapan model kerja ini harus melibatkan peran pemimpin yang perhatian dan cepat tanggap, terutama dalam mengusulkan teknologi apa yang cocok, baik untuk usaha besar, menengah, maupun kecil.
Roestiandi Tsamanov, CEO Rumah Siap Kerja, melihat nilai kepemimpinan sangat penting dalam menentukan performa bisnis ke depan, terlebih di era post normal yang akan memberikan perubahan besar di industri.
Sebagai seorang pemimpin perusahaan maupun UMKM perlu berpikir secara solutif ditengah tantangan yang sedang dihadapi untuk tetap bertahan dan menjaga kestabilan bisnis.
Komunikasi juga harus dibangun secara terus menerus agar mempererat hubungan antar pegawai dan perlu adanya penerapan teknologi yang baik untuk mendukung hal tersebut.
"Inisiatif yang dapat dilakukan dalam beradaptasi pada era cara kerja baru harus diperkuat dengan indikator kerja utama yang tepat,” jelas Tsamanov.
Hal ini menjadi penting untuk tetap menjaga efektivitas dan efisiensi dalam bekerja, sekaligus menunjang karyawan untuk meningkatkan produktivitas dengan pengukuran yang ideal.
“Dalam mewujudkannya, kami percaya bahwa pelaku usaha perlu menentukan teknologi yang paling sesuai dengan kebutuhan organisasi, sehingga setiap rangkaian proses bekerja dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.”
“Kami melihat bahwa UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital terbukti dapat meraih peluang yang lebih besar,” lanjut Tsamanov.
Melalui penerapan teknologi yang tepat, tantangan yang ada dapat diatasi dengan baik dan malah justru mejadi peluang untuk maju.
Platform kolaborasi digital, Lark, hadir sebagai inovasi cara kerja virtual yang mentransformasi cara berkolaborasi di tempat kerja dengan menggabungkan berbagai collaboration tools penting dalam satu platform yang saling terhubung.
Baca Juga: Punya 10 Karakter Hebat Ini? Artinya Kamu Termasuk Alpha Woman
View this post on Instagram
"Hal ini menjadi keunggulan bagi para pengguna karena dapat mengerjakan berbagai macam hal, dari membuat dan mengedit dokumen, menerima email, mengirimkan pesan, mengelola agenda, hingga menelepon, serta melakukan video conference dalam satu aplikasi tunggal,” jelas tutup Suryanto Lee, Senior Professional Service Consultant Lark.
Untuk itu, lanjut Suryanto, “Sehingga mampu memaksimalkan produktivitas karyawan dalam bekerja dan meningkatkan kompetensi digital dalam penerapan hybrid working.”
Lark dengan menghadirkan fitur seperti grup chat yang bisa menjangkau hingga 5.000 orang, panggilan video tanpa batas hingga 100 peserta, dan penyimpanan cloud gratis hingga 200GB memungkinkan para pengguna untuk berkolaborasi secara dinamis.
Baca Juga: Overthinking Ganggu Aktivitas Sehari-hari? Coba Olah Emosi dengan Cara Ini
Lark mampu menjadi pusat kontrol yang memungkinkan tahap kerja terotomasi seperti persetujuan, alur kerja, pengeluaran, dan data kehadiran dapat diintegrasikan.
Untuk lebih meningkatkan kolaborasi, Lark juga memiliki fitur Magic Share, sebuah fitur unik yang memungkinkan tim untuk berbagi dan mengedit dokumen dalam video call secara real-time membuat penerapan hybrid working menjadi lebih efektif.
Semua fitur tersebut terintegrasi dengan baik dalam sebuah aplikasi tunggal yang tersedia di Mac, PC, iOS, dan Android.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR