NOVA.id - Mungkin ada sebagian lagi yang masih setengah hati dan maju mundur untuk melakukan vaksinasi, tidak apa-apa, karena dalam waktu dekat, ada golongan tertentu yang diprioritaskan.
Asal tahu saja, saat ini belum semua masyarakat bisa mendapatkan vaksin Covid-19, makanya saat kita bisa lolos dari belasan syarat yang ada, semoga keraguan kita sudah sirna.
Lantas, untuk sampai ke sana tentu kita harus menjawab sekian pertanyaan yang berkutat di kepala, mulai dari cara vaksin bekerja dalam tubuh, efek samping terparah, hingga peluang tertular Covid-19 setelah vaksin.
Baca Juga: Presiden Joko Widodo Umumkan Jadwal Vaksin Covid-19 untuk Masyarakat Umum, Cek Waktunya!
Sekian pertanyaan itu telah dijawab dr. Agung Dwi Wahyu Widodo, dr., M.Si., MKed.Klin., SpMK saat dihubungi NOVA belum lama ini.
Nah, berikut ini kami telah merangkum pertanyaan yang paling banyak ditanyakan Sahabat NOVA seputar vaksin Covid-19.
Simak yuk!
Baca Juga: Rekomendasi Susu Murni yang Bisa Membantu Kita Menjaga Imunitas Tubuh
1.Bagaimana cara kerja vaksin Covid-19 dalam tubuh?
Vaksin Covid-19 punya beberapa tipe, seperti Sinovac.
Kandungan vaksin ini ialah virus SARS-CoV-2 yang diinaktifkan atau dimatikan, kemudian virus ini disuntikkan ke otot.
Lalu di dalam sel, protein dalam virus ini akan ditampilkan pada permukaan sel sehingga dikenali oleh sistem imun.
Baca Juga: Berperan dalam Roda Perekonomian, Grab Minta Pemerintah Beri Mitranya Akses Awal Vaksinasi Covid-19
Sistem imun akan membentuk kekebalan atau antibodi terhadap protein itu, sedangkan cara kerja vaksin Pfizer dan Moderna berbeda.
Kandungan keduanya bukan vaksin yang dimatikan, melainkan genom virus berupa RNA yang menyandi protein speik virus SARS CoV-2, vaksin ini juga disuntikkan di otot.
Lalu, sel di otot dan sekitarnya mengambil RNA yang diekspresikan pada permukaan berupa protein, dan protein ini akan mengaktifkan sel imun.
Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Siapkan RS Rujukan untuk Pasien Khusus Setelah Vaksin Covid-19, Cek Daftarnya
Pada prinsipnya, produk akhir vaksin ialah antibodi yang tinggi, tujuan vaksin ialah membentuk kekebalan tubuh.
Seandainya ada virus masuk, antibodi yang sudah terbentuk akan menetralisir virus.
Sehingga, virus tidak mampu menempel pada reseptor atau sel-sel tertentu dan berkembang biak, proses netralisasi oleh antibodi itulah hasil dari vaksinasi.
Baca Juga: Media Asing Turut Soroti Raffi Ahmad yang Abaikan Prokes Usai Divaksin Covid-19
2.Suntik vaksin Covid-19 itu harus berapa kali?
Vaksin diberikan dua kali, pada hari ke 0 lalu pada hari ke-14.
Pemberian pertama sebagai vaksin dan pemberian kedua sebagai booster, targetnya setelah diberikan dua kali, kadar antibodi di dalam darah jumlahnya meningkat dan optimal.
Sekali suntik, antibodi sudah tinggi, maka dua kali menjadi lebih tinggi, efektivitas vaksin pun menjadi semakin tinggi dengan diberikannya booster.
3.Butuh waktu berapa lama agar vaksin aktif di dalam tubuh?
Setiap orang berbeda, ada yang cepat sekitar 5 hari sudah terbentuk antibodinya, tetapi ada yang butuh waktu 2 minggu.
Sehingga itulah alasannya harus di-booster.
Banyak faktor yang memengaruhi perbedaan pada setiap orang, seperti genetik dan kemampuan sel-sel imunnya.
Baca Juga: Emil Dardak Telah Vaksin Covid-19, Arumi Bachsin Justru Tunda karena Alasan Ini
4.Kalau begitu, apakah masih bisa terinfeksi Covid-19 setelah divaksin?
Kita belum tahu karena belum ada datanya.
Namun, berdasarkan laporan WHO, seseorang yang pernah sembuh dari Covid-19 bisa terinfeksi kembali.
Hasil evaluasi mereka, ternyata saat terinfeksi kembali, kadar antibodi orang itu turun lagi.
Padahal, semestinya antibodi setelah terinfeksi virus dan sembuh dari sakit itu paling bagus.
Ini bisa menjadi gambaran terkait vaksin.
Baca Juga: Najwa Shihab Sindir Isu Raffi Ahmad Dibayar untuk Vaksin, Begini Jawaban dari Suami Nagita Slavina
5.Berapa lama vaksin Covid-19 bisa aktif di dalam tubuh kita?
Berdasarkan laporan BPOM terkait khasiat vaksin, pada 14 hari penyuntikan, kemampuan vaksin membentuk antibodi sebesar 99,74% dan pada 3 bulan setelahnya sebesar 99,23%.
Hal ini menunjukkan sampai 3 bulan setelah vaksin, kadar antibodi dalam tubuh masih tinggi.
Minimal dia harus melindungi kita 1 tahun supaya tidak terinfeksi lagi.
Baca Juga: Jalani Vaksinasi Covid-19, Ariel NOAH Beberkan Efek Samping yang Terasa di Tubuh
Kalau hanya melindungi 3 bulan, maka harus di-booster lagi.
Untuk vaksin Covid-19 masih terus dipantau.
Namun, melihat vaksin untuk penyakit lain ada yang sampai setahun aktif antibodinya.
Baca Juga: Catat, Ini Syarat Kondisi Tubuh yang Tak Bisa Disuntik Vaksin Covid-19
6.Apakah orang yang sudah pernah terinfeksi Covid-19, masih perlu divaksin lagi?
Dari beberapa referensi, orang yang sudah pernah Covid-19 tidak selamanya punya kekebalan.
Antibodi itu hanya bertahan 3 atau 6 bulan.
Masukan dari pakar vaksin, kalau sudah pernah Covid-19 lebih dari 6 bulan sebaiknya divaksin, tapi selama masih 6 enam bulan tidak perlu.
7.Apa saja efek samping yang mungkin terjadi setelah divaksin?
Efek samping lokal (pada lokasi penyuntikan) berupa nyeri, iritasi, pembengkakan.
Lalu, efek samping sistemik berupa nyeri otot, fatigue atau kelelahan, dan demam.
Frekuensi efek samping dengan derajat berat seperti sakit kepala, gangguan kulit, atau diare yang dilaporkan hanya sekitar 0,1% sampai 1%.
Efek samping itu tak berbahaya dan dapat pulih kembali, pada kondisi orang yang sehat diharapkan vaksin dapat bekerja dengan baik.
Makanya ada prasyarat yang harus terpenuhi, tujuannya untuk mengamankan para penerima vaksin dan menghindari munculnya gejala efek samping yang berat.
Kalau prasyarat dilanggar, nanti akan muncul gejala efek samping yang tidak diinginkan karena kondisi pasien tersebut.
8.Kondisi mana yang lebih berisiko, mengalami efek terinfeksi Covid-19 atau efek samping vaksinasi?
Efek pasca terinfeksi Covid-19 itu lebih berat daripada efek samping vaksin.
Kita tahu ada yang sampai dipasang ventilator, setelah terinfeksi Covid-19, paru-paru mengalami kerusakan, sehingga napas pun sulit.
Beberapa orang mengalami gangguan pada otak, ginjal, atau organ lain.
Baca Juga: Vaksinasi Sudah Mulai di Indonesia, Adakah Efek Samping dari Vaksin Covid-19?
9.Jadi, kenapa kita butuh vaksin? Jika tidak vaksin, apa yang terjadi pada tubuh kita?
Vaksin tidak melindungi kita dari proses penularan, namun jika punya vaksin, tubuh kita kebal.
Virus tetap masuk, tapi tidak menimbulkan gejala klinis berat karena segera dinetralisir oleh antibodi.
Jika kita tidak punya vaksin, maka virus yang masuk bisa berkembang biak.
Baca Juga: Efikasi Vaksin Sinovac di Indonesia 65,3 Persen, Apa Artinya?
View this post on Instagram
Penularan hanya bisa dicegah oleh diri sendiri dengan patuh pada protokol kesehatan.
Vaksin akan melindungi diri kita dengan efektif ketika pencegahan kita juga efektif.
Jika sudah divaksin, tetapi lepas kontrol dari protokol kesehatan, ya kita tetap bisa tertular.
Baca Juga: Jadwal Pemberian Vaksin Covid-19 DKI Jakarta Diundur, Ini Tanggal yang Baru
10.Apa yang terjadi ketika mayoritas masyarakat sudah divaksin?
Vaksin ini tujuannya memberikan kekebalan kepada banyak orang.
Jika di sekelilingnya banyak yang sudah divaksin, maka orang yang tidak tervaksin akan terlindungi, inilah yang disebut herd immunity atau imunitas kelompok.
Tentu imunitas kelompoknya harus tinggi, sekitar 70 sampai 90 persen populasi di Indonesia.
Bisa bayangkan butuh berapa dosis itu.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA. Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR