Pada 1990, Menteri Riset dan Teknologi BJ Habibie menggagas untuk membuka kembali Lembaga Eijkman.
Kemudian gagasan tersebut direalisasikan dengan disahkan oleh Presiden Soeharto pada saat peringatan seratus tahun penemuan Christiaan Eijkman tentang kekurangan vitamin B1 sebagai penyebab penyakit beri-beri pada Desember 1990.
Pada Juli 1992, secara resmi Lembaga Molekuler Eijkman berdiri kembali dan pada April 1993 mulai beroperasi.
Baca Juga: Bertambah Jadi 5 Kasus, Ini Cara Mencegah Penularan Omicron Menurut Ahli
Presiden Soeharto meresmikan lembaga ini pada 19 September 1995. Lembaga Eijkman terletak di Jakarta Pusat dengan luas bangun 5.500 meter persegi.
Didirikannya kembali Lembaga Eijkman ini dikarenakan adanya kebutuhan Indonesia terhadap suatu lembaga penelitian biomedis yang mampu memanfaatkan pertumbuhan substansial pengetahuan dan perkembangan teknologi yang telah dibuat dalam biologi sel molekuler.
Handoko mengatakan terintegrasinya Kemristek dan 4 LPNK ke BRIN, status LBM Eijkman telah dilembagakan menjadi unit kerja resmi yakni Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman di bawah Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati.
Baca Juga: Varian Omicron Masuk Indonesia, Lindungi Diri dengan Jenis Masker yang Tepat
Dengan status tersebut, maka menurutnya para periset di LBM Eijkman bisa diangkat menjadi peneliti dengan mendapat segala hak finansialnya.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sejarah Lembaga Eijkman yang Kini Dilebur dengan BRIN
KOMENTAR