Para produsen akan mendapatkan keuntungan lebih jika dijual dengan harga lebih tinggi.
"Karena harus dijual Rp 14.000 di pasar modern, mendingan dijual ke pasar tradisional akhirnya. Ditawarin ke toko-toko dengan harga Rp 15.000 sampai Rp 16.000," sambungnya.
Yang terakhir adalah panic buying yang dilakukan sebagian masyarakat.
Situasi ini disebabkan ketidakjelasan informasi terkait ada tidaknya stok minyak goreng.
"Karena yang dibeli oleh warung-warung hari ini tidak untuk memenuhi kebutuhan saat ini, tapi untuk kebutuhan dua minggu hingga satu bulan ke depan," ucapnya.
Sementara itu, Satgas Pangan Pusat yang melibatkan Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri menyebut ada keterlambatan distribusi.
"Penyebab kekosongan stok karena terlambatnya pengiriman minyak goreng dari distributor dan tingginya antusiasme masyarakat untuk membeli minyak goreng," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigadir Jenderal (Pol) Whisnu Hermawan, dilansir dari Kompas.com.
Dengan demikian, masyarakat diharap untuk bersabar dan lebih bijak ketika membeli minyak goreng 14 ribu.
Baca Juga: Saatnya Kembali ke Kompor Biomassa Pengganti Minyak Tanah
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ratih |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR