"Tahun ini, ada lebih dari 1.700 kematian yang tidak perlu dalam gelombang panas di Spanyol dan Portugal," ujar direktur regional WHO untuk Eropa Hans Kluge, dilansir dari Kompas.com.
Fenomena ini memperburuk kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya.
"Individu di kedua ujung spektrum kehidupan--bayi dan anak-anak serta orang tua--berada pada risiko tertentu," sambungnya.
WHO Eropa menjelaskan bahwa jumlah korban akan terus meningkat dalam beberapa hari mendatang.
Jumlah sebenarnya tentang kematian yang terkait dengan gelombang panas tidak akan diketahui selama berminggu-minggu, dan menurut Kluge musim panas yang terik ini belum sampai setengah jalan.
Kluge mengatakan, anggota-anggota WHO di kawasan Eropa yang berjumlah 53 negara dan beberapa di Asia Tengah sudah menunjukkan dapat bekerja sama menghadapi ancaman mendesak terhadap kesehatan global.
"Sudah waktunya bagi kita untuk melakukannya lagi," tegas dia.
Indonesia juga mengalami perubahan cuaca yang cukup ekstrem dibuktikan dengan suhu dingin pada pagi dan malam hari namun terik di siang hari.
Baca Juga: Cuaca Panas Ekstrem, Berikut Tips Memilih Cat Rumah agar Bisa Meredam Suhu
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ratih |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR