Komplikasi dari alergi tentu beragam tergantung dari bentuk reaksinya.
Rinitis alergi jika tidak diobati dapat menyebabkan sinusitis, otitis media, polip nasal, apnea.
Asma bronkial dapat berkomplikasi menjadi pneumotoraks, emfisema subkutan.
Dermatitis atopik bisa berkomplikasi menjadi infeksi sekunder yang disebabkan oleh Staphylococcus, eksim herpetikum, dermatitis kontak sekunder (karena antibiotik), dermatitis tangan (melalui kontak yang berlebihan dengan air).
Komplikasi atopi yang terjadi pada mata yaitu keratokonjungtivitis atopik, keratoconus dan katarak atopik.
"Berikutnya, meskipun jarang terjadi, alergi dapat menyebabkan reaksi yang sangat parah, yang disebut anafilaksis atau syok anafilaksis yang dapat mengancam jiwa. Hal ini bisa menyebabkan gagal napas akut dan dalam beberapa kasus yang parah ditemukan edema laring akut, bronkospasme, hipotensi, sianosis dan syok," tutur Prof. Iris.
Maka dari itu, manajemen Alergi yang tepat sejak dini sangat dibutuhkan. Salah satu bentuknya dapat dilakukan sendiri yaitu dengan mengubah gaya hidup, seperti menggunakan filter udara dan menghindari alergen.
Namun, yang lebih penting adalah pemilihan obat yang tepat sehingga penderitanya dapat meredakan gejalanya dengan lebih cepat dan kembali produktif tanpa gangguan.
Perawatan alergi mencakup obat seperti antihistamin untuk mengontrol gejala yang ada. Obat ini dapat digunakan saat alergi terjadi dan saat merasa gejala reaksi alergi untuk mencegah reaksi berlebihan.
Salah satu jenis anti-histamin yaitu Incidal-OD® dari Bayer.
Baca Juga: Ini Cara Menghilangkan Rasa Sabun dari Botol Minum, Ikuti Langkahnya
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR