NOVA.id - Panas melanda saat seharusnya masuk musim hujan dan sebaliknya, bisa menjadi salah satu tanda perubahan iklim.
Tak hanya di Indonesia, perubahan iklim juga dialami negara-negara di berbagai belahan bumi lainnya.
Dampak perubahan iklim yang besar terjadi adalah mencairnya es di kutub utara, suhu bumi yang meningkat, efek rumah kaca, dan lainnya.
Ujungnya, bisa membawa bumi pada kerusakan yang luas dan bisa mengancam kehidupan manusia.
Meski tak dimungkiri dampak negatif dari perubahan iklim ini juga karena ulah manusia sendiri.
Saking penting dan mendesaknya, isu perubahan iklim ini pun jadi salah satu pokok bahasan utama dalam gelaran presidensi Indonesia di KTT G20 tahun 2022 ini.
Untuk menekan dampak negatif dari perubahan iklim dibutuhkan lebih banyak upaya dan campur tangan berbagai pihak.
Berkomitmen mendukung penurunan emisi gas rumah kaca, Kadin Net Zero Hub hari ini menggandeng sejumlah pemangku kepentingan untuk terlibat dalam Indonesia Net Zero Summit 2022 di Bali, yang mengusung tema Decarbonization at All Cost.
Dalam acara ini, Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia menyatakan bahwa pemerintah bertanggung jawab untuk membuat kebijakan yang tepat dalam menghadapi perubahan iklim.
Baca Juga: Transisi ke Energi Ramah Lingkungan, Solusi untuk Perubahan Iklim
“Pemerintah memiliki tanggung jawab besar terhadap generasi berikutnya, sehingga kebijakan yang diambil harus tepat. Sekitar 78 persen emisi karbon dunia disumbang dari anggota G20, untuk itu menjadi penting bagi kita untuk mengambil langkah yang strategis untuk meminimalisir dampak tersebut. Jadi semua kebijakan yang kita buat itu harus betul-betul kita hitung dengan cermat," tegas Luhut.
Senada dengan Luhut, M. Arsjad Rasjid P.M, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia juga menyatakan bahwa perubahaan tidak akan terjadi tanpa regulasi terukur.
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR