Dalam pemikirannya, waktu opa berumur 20, kan, oma masih bayi, jadi opa itu pedofil! (Dia memakai kata-kata yang lebih tidak nyaman waktu itu, jadi saya sensor begini, ya, Bu.) Ekstrem sekali, kan?
Ketika dia mulai bertingkah seperti ini, untungnya Indonesia masih dalam pandemi, Bu. Jadi kami tidak mengadakan pertemuan keluarga besar untuk peristiwa apa pun. Bahkan tahun baru Imlek sekalipun, kami rayakan cukup via Zoom.
Akan tetapi, tahun ini, kan, PMKM sudah dicabut, tak ada alasan bagi keluarga besar untuk tidak bertemu. Dan kebetulan sebentar lagi akan ada pertemuan keluarga.
Bukankah ini adalah suatu perbuatan yang tidak sopan terhadap oma buyutnya? Belum lagi bila diingat, ada juga anggota keluarga yang punya istri berbeda jauh usianya.
Kalau mereka tersinggung oleh kata-kata anak saya yang sangat ingin bertanya pada oma buyutnya, “Mengapa mau menikah dengan opa buyutnya yang terlalu tua,” lalu bagaimana?
Sebelum memutuskan menulis surat untuk Ibu, saya mencoba cari tahu, apa memang ini sedang jadi masalah di kalangan anak muda.
Dan ternyata, memang ada yang mempermasalahkan age gap ini, Bu. Bahkan di luar negeri pun, perbedaan usia dua tahun saja bisa menyulut pertengkaran di dalam keluarga besar. Terlihat konyol sekali, ya, Bu?
Tetapi, ketika anak sendiri saja ternyata terperangkap dalam pemahaman sesat ini, saya tak bisa menertawakannya lagi.
Saya tahu, mustahil memaksa anak berhenti total menggunakan internet. Saya cuma bisa menegur dia untuk tidak ke situs aneh-aneh, itu pun kalau saya kebetulan lihat.
Tapi, saya benar-benar habis akal untuk menghadapi pertemuan keluarga dalam waktu dekat ini. Mohon sarannya, Bu. Terima kasih.
Ibu C – Tangerang
Baca Juga: Konsultasi Psikologi: Anakku Malu dengan Ayahnya yang Tidak Keren
Penulis | : | Made Mardiani Kardha |
Editor | : | Made Mardiani Kardha |
KOMENTAR