Lewat teman yang sama, saya jadi tahu kalau istri saya ternyata mengonsumsi semacam obat penenang yang cukup keras.
Sejak sebelum menikah, istri saya sering konsultasi ke psikolog atau psikiater, pokoknya dari situlah dia dapat obat yang saya maksud.
Istri saya sepertinya mulai keteteran karena kerjaan di kantor, Bu.
Atasan langsungnya, bahkan tanpa info dari pihak ketiga pun saya tahu, orang yang sangat seenaknya.
Kalau ada kesalahan, selalu anak buah yang disalahkan—dalam hal ini istri saya sering sekali kena.
Baca Juga: Konsultasi Psikologi: Suami Cacat, kok, Istri Malah Keluyuran
Lalu, belum lagi mertua saya yang sepertinya, kok, sering sekali “nagih” kiriman tiap kali gajian.
Saya juga masih mengirim uang ke orang tua. Tapi kalau memang sedang tidak bisa, ya saya tidak kirim dan orang tua untungnya juga paham dan tidak protes.
Mungkin karena sudah tersugesti oleh info dari rekan sekantor tentang istri, saya jadi makin lama makin ilfil. Bagaimana kalau masih harus lebih lama hidup seperti ini?
Tidak ada tanda-tanda bahwa dia meremehkan saya, akan tetapi juga rasanya seperti hidup di dunia masing-masing.
Kami jarang beraktivitas bareng, apalagi makan malam keluar bersama.
Setelah mengurus saya seadanya, ia…
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Made Mardiani Kardha |
Editor | : | Made Mardiani Kardha |
KOMENTAR