Hanya saja terlalu besar gengsinya untuk mengakui itu. Apalagi sekarang, dengan jabatan tinggi yang ia raih karena gelar Doktor-nya.
Namun kita perlu tetap fokus pada upaya untuk membuat Anda tetap survive ya, Bu, buat diri Anda dan anak-anak. Sehingga saya ingin pembahasan tentang suami tidak kita lanjutkan.
Tetap Cari Uang Sendiri
Bagaimana agar Ibu X tetap survive seperti selama ini, sudah Anda buktikan. Bahwa Anda hebat, tangguh, dan smart secara finansial.
Tetaplah berusaha mencari uang sendiri dan kali ini jauhkan dari radarnya suami bahwa istrinya banyak uang. Simpan baik-baik. Bukan dengan niat mengelabui, tetapi mempersiapkan diri dengan cadangan.
Beri Catatan Pengeluaran
Duduk bersama suami harus dilakukan, Bu. Bukan perkawinan yang sehat kalau istri tidak bisa bicara pada suami. Kan, Anda katakan, sudah biasa juga, kok, dia marah.
Beri dia catatan pengeluaran keluarga yang harus dia penuhi. Fokus di situ, jangan melebar ke omongan tentang bantuan ke keluarganya, sifat royal ke siapa pun, dan pelit ke istri.
Jangan terpancing bicara itu, tetap batasi pada tujuan untuk membuat dia paham dan setuju bahwa uang sejumlah itu harus dia sisihkan untuk Anda kelola. Alasannya pasti banyak, di antaranya seperti untuk tabungan anak-anak dan sebagainya.
Kalau satu kali tak selesai bicara, kapan saja ada kesempatan, mulailah lagi. Dan jangan jemu meminta, kalau memang saat itu uang darinya sudah habis. Anda perlu punya jawaban kalau dia mengatakan, “Kan kamu punya penghasilan.”
Jawablah bahwa uang Anda…
Baca Juga: Konsultasi Psikologi: Suami Cacat, kok, Istri Malah Keluyuran
Jawablah bahwa uang Anda untuk makan bareng anak-anak, untuk membeli lipstik yang Anda tak pernah minta dari dia, beli tanaman bunga, ya kesenangan Andalah.
Yang gigih, ya, Bu, supaya suami tahu bahwa yang punya kekuatan berkehendak bukan hanya dia.
Pelihara Perasaan Positif
Di saat yang sama, jangan menutup diri dan perasaan di saat suami melakukan hal-hal positif, di luar manajemen keuangannya yang egois itu. Dia tetap suami yang punya banyak sisi positif, kan, Bu?
Nah, bila Anda bisa memelihara perasaan positif terhadap apa-apa yang positif di diri suami, hidup berumah tangga Anda pastinya tetap bisa balance dan harmonis, Bu.
Perbanyak aktivitas ibadah bersama dengan suami, juga dengan anak-anak. Insyaallah, berkah Allah melimpah nantinya, termasuk untuk melembutkan sifat kikir dan pemarahnya suami. Bisa, ya? Pasti bisa.(*)
Tulisan ini sudah pernah dimuat di tabloid NOVA, di rubrik Tanya Jawab Psikologi.
(Bila Anda ingin berkonsultasi dengan psikolog Rieny Hassan, silakan kirimkan kisah Anda ke email nova@gridnetwork.id dan tuliskan “Konsultasi Psikologi” pada subjek email. Tuliskan juga nama–boleh nama samaran–dan kota domisili Anda.)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Rieny Hassan |
Editor | : | Made Mardiani Kardha |
KOMENTAR