Kepada para ibu-ibu Geng Nunggu Anak yang hobinya berbicara nyinyir, pada saat yang tepat dan Anda bisa masuk ke dalam percakapan mereka, katakan bahwa anak Anda adalah anak kandung.
Tidak perlu menjawab pertanyaan bila “dikorek-korek” lebih lanjut mengapa tidak ada foto.
Perlihatkan ekspresi wajah tidak nyaman, akan tetapi Anda ulang lagi bahwa anak Anda adalah anak kandung.
Bila Anda mau memperlihatkan ketidaknyamanan Anda secara terbuka, saya yakin mereka akan melihat hal ini.
Bila belum reda, jangan ragu untuk juga datang ke kepala sekolah untuk mengadu.
Katakan ke guru kelas, bahwa Anda merasa perlu menghadap kepala sekolah karena masalahnya sudah dengan para ibu dan bukan tentang anak di kelas lagi.
Apa yang Anda lakukan ini tak akan luput dari pengamatan anak Anda. Bahkan saat bersamanya, ceritakan dengan gamblang bahwa mereka tidak punya hak untuk bicara begitu pada anak Anda.
Bahwa menjaga agar suasana rumah menyenangkan untuk Anda bertiga dengan ayahnya, adalah hal yang harus dipelihara dengan selalu saling mengasihi. Lebih penting dari sekadar foto belaka.
Contoh Kasus
Saya gemas benar, melihat hal seperti ini. Sambil membahas dan menjawab ini, saya jadi melihat ke saat-saat di mana anak saya masih SD dulu.
Memang ada, kok, kerumunan para ibu yang duduk berbaur dengan para pengasuh...
Baca Juga: Konsultasi Psikologi: Suamiku Suka Trolling, Memancing Kemarahan Orang
Memang ada, kok, kerumunan para ibu yang duduk berbaur dengan para pengasuh anak-anak.
Dan kalau bahan obrolan sudah habis, apalagi yang mau dikunyah-kunyah kalau bukan mencari gosip tentang orang tua murid yang jarang muncul?
Padahal yang tidak sering muncul bisa jadi karena bekerja. Akan tetapi ada saja tuh yang mengatakan, “Enggak ada perhatian sama anak” atau “Kasian, ya, si Mila, ibunya enggak pernah ada.”
Yang saya lakukan dahulu, saya mencoba kenal sambil mencari “tokoh” yang mereka anggap “kepala suku” mereka, lalu lebih intens bergaul dengannya.
Bila terlihat akrab, biasanya ibu-ibu lain akan segan menjadikan kita sebagai “topic of this week-nya”. Dengan mereka, kenal hai-hai saja sudah cukup. Anda pasti bisa melakukan ini, kan?
Selamat mencoba, tetapi sekali lagi, datangi guru kelas, ya, dan tuntaskan.
Karena anak Anda sedang berada di dalam fase perkembangan rasa percaya diri yang di usia ini akan sangat dipengaruhi oleh cara ia menerima dirinya tanpa penilaian yang buruk atau rendah tentang dirinya.
Beri kesempatan untuk punya minat atau hobi yang bisa menyibukkan dirinya, sehingga waktunya terisi dengan hal yang positif.
Mudah-mudahan sekarang bersemangat untuk melakukan ini semua. Salam sayang.(*)
(Bila Anda ingin berkonsultasi dengan psikolog Rieny Hassan, silakan kirimkan kisah Anda ke email nova@gridnetwork.id dan tuliskan “Konsultasi Psikologi” pada subjek email. Tuliskan juga nama–boleh nama samaran–dan kota domisili Anda.)
Penulis | : | Made Mardiani Kardha |
Editor | : | Made Mardiani Kardha |
KOMENTAR