Sejumlah musisi muslim pria asal luar negeri terhitung pernah meramaikan dunia musik Tanah Air. Sebut saja Maher Zein, Samy Yusuf, dan Dawud Wharnsby. Seakan tak mau ketinggalan, sosok Raef Haggag pun hadir di Indonesia mengikuti jejak pendahulunya.
Ia mulai dikenal sejak membawakan lagu berjudul Home dan You Are The One. Lewat lagu tersebut, Raef mengaku ingin menyuarakan nilai-nilai Islam dalam bahasa universal tanpa terkesan mendoktrin pendengarnya. Dalam lagu Home misalnya, ia menggambarkan rasa memiliki pada negeri di mana ia tinggal, sekaligus menceritakan identitas para muslim di negara-negara barat.
Sedangkan You Are The One menjadi lagu spesial lantaran berisi pengalaman pribadi Raef ketika melamar istri tercintanya, Abeer. Pertemuan mereka bermula di Mesir. Kemudian, calon mertuanya memberi Raef waktu 3 bulan untuk menjalani ta'aruf. Saat kembali ke Amerika, Raef pun meminta Abeer menjawab lamaran tersebut lewat lagu tadi yang ia unggah di situs Youtube. Lalu lamarannya dijawab lewat tulisan kanji yang bermakna 'Yes, I Do.'
Dan lewat debut album perdananya, The Path pada 2014 lalu, Raef terbukti mampu mencuri perhatian. Di Indonesia saja, album tersebut terjual lebih dari 15.000 copy. Tak heran Raef mendapat penghargaan musik Nasheed Award 2015. "Saya ingin setiap orang mendapat inspirasi setelah mendengarkan lagu-lagu yang saya nyanyikan," kata Raef yang menuangkan refleksi perjalanan hidupnya sebagai musisi maupun pribadi di album tersebut.
"Itu alasan kenapa berjudul The Path, jalan menuju Allah," ungkap Raef yang sebelumnya sempat meng-cover sejumlah lagu musisi ternama seperti It's Jumuah (Rebecca Black), Redemption Song (Bob Marley), Your Mercy (Maroon 5), I'm Yours (Jason Mraz), With You (Chris Brown), dan Man In The Mirror (Michael Jackson).
Kian dikenal, sosok pria kelahiran 8 Agustus 1982 ini juga sempat diundang Walikota Bandung, Ridwan Kamil, dalam perhelatan acara Konferensi Asia Afrika (KAA), akhir April lalu. Raef mengaku senang bisa tampil khusus menghibur 109 delegasi KAA dari berbagai negara.
Guru Komputer
Latar belakang perjalanan karier pria yang dibesarkan di Maryland, Amerika Serikat ini terbilang unik. Kedua orangtuanya berasal dari Mesir. Namun, demi alasan studi, keluarganya hijrah ke negeri Paman Sam. Raef pun menyelesaikan pendidikannya hingga bergelar sarjana komputer dari Maryland University (2005). Selama di kampus, ia mengasah suara tenornya bersama sebuah grup acapela. Setelah lulus, Raef lalu bekerja sebagai software engineer di New York Stock Exchange. Bertugas mengembangkan software keamanan, pekerjaan tersebut cukup memberinya kemapanan.
Tapi, rasa nyaman rupanya belum hinggap di diri Raef. Tak berapa lama ia meninggalkan pekerjaannya lantaran ingin hidupnya lebih bermakna bagi banyak orang. Bosan duduk di balik komputer berjam-jam, ia banting setir menjadi guru SMA. Tepatnya sebagai guru pemrograman komputer di Montgomery County Public Schools.
Menjadi guru, membuatnya punya banyak waktu luang untuk mengasah keterampilan bermusik. Ia juga menulis lagu dan bernyanyi di kafe-kafe serta stasiun metro. Hingga Raef ikut menghibur komunitas muslim lewat Poetic Vision Tour bersama musisi jalanan, penyair, dan seniman visual. Dalam tur tersebut Raef juga berkolaborasi dengan Dawud Wharnsby, Naeem Muhammad dan Outlandish, trio hip-hop asal Denmark.
Namun sebagai solois, Raef tetap membawakan lagu-lagu muslim. Hafiz Alquran 17 juz ini punya suara merdu yang terdengar sejuk di telinga. Raef bercerita di Masjid Washington tak jauh dari tempat tinggalnya, ia juga sering menjadi muazin (orang yang mengumandangkan azan).
Dan karena ingin fokus bermusik, Raef lalu memutuskan berhenti jadi guru, pekerjaan yang ia lakoni selama 8 tahun lamanya. Gayung bersambut, Raef kemudian bertemu produser dari Awakening Records, perusahaan rekaman ternama di Inggris yang kerap mempromosikan talenta muslim modern terbaik dari seluruh dunia, seperti Maher Zein. Raef juga sempat berduet dengan Maher untuk lagu So Real.
Musik yang Raef bawakan pun mampu memadukan idealisme sekaligus mencuri perhatian dari sisi komersil. Raef meramu melodi folk-rock dengan sentuhan pop khas Timur. Ia juga mencoba memperluas perspektif tentang musik religi (nasheed) dari segi nada dan lirik. Baginya, musik adalah soundtrack perjalanan hidup seseorang hingga kembali menghadap Ilahi.
Sisihkan 15 Persen
Jika akhirnya ia dikenal sebagai penyanyi, pendidik, dan musisi, itu karena dalam perjalanan hidupnya Raef tak melupakan lingkungan sekitar. Bersama manajemen yang menaunginya ia sepakat menyisihkan 15 persen dari hasil penjualan album di setiap negara untuk diberikan kepada kaum miskin, terutama anak telantar, korban peperangan serta kegiatan sosial lainnya.
"Saya bersama manajemen dan label telah mendistribusikan langsung 15 persen. Ini komitmen sejak saya menjadi penyanyi," aku Raef yang juga melakukan hal tersebut di Indonesia. Raef juga berkomitmen untuk peduli terhadap perkembangan gadget, terutama di kalangan anak-anak Indonesia. Selain memberikan sumbangan, ia juga menyosialisaikan penggunaan gadget yang baik dan bermanfaat bagi anak-anak.
Lantaran kepedulian sosial dan pribadi positif yang menginspirasi sekitarnya itu, Raef juga dilirik sebuah brand fashion muslim di Tanah Air. Rencananya, ia juga akan mengikuti fashion on the street di New York dan Washington DC. Ia menilai fashion dan musik adalah dunia yang memiliki kesamaan, yakni sama-sama mengagungkan keindahan suatu karya.
Kini, jelang bulan Ramadan kesibukan Raef kian bertambah. Tak hanya tampil sebagai pemusik, ia juga menjadi host dalam program The Journey of a Backpacker, yang bakal ditayangkan di sebuah saluran teve berbayar. Menyapa pemirsa layar kaca setiap hari selama sebulan penuh, Raef tampil bersama Muhammad Assad, wirausaha sekaligus penulis buku Notes from Qatar.
Oleh sebab itu bagi Raef, kedatangannya yang ke-5 kali ke Indonesia ini terasa istimewa lantaran selama syuting program tersebut ia berkesempatan menelusuri sumber inspirasi Islam di Tanah Air, bertemu tokoh-tokoh Islam, dan mendatangi sejumlah tempat yang kental akan nilai kemanusiaan "Saya suka berpergian dan berbagi cerita dengan orang-orang. Ketika saya diberitahu akan terlibat program ini, saya senang karena inilah yang ingin saya lakukan. Syutingnya pun tidak akting, murni pengalaman langsung saya bertanya pada orang-orang yang saya temui dalam perjalanan," ujar Raef dengan semangat.
Tumpak Sidabutar
KOMENTAR