Kata Ajil, pegawai toko di Blok A Tanah Abang, kaos Mano terbilang laris. "Setiap hari, ada saja orang yang mencari kaos ini. Di sini kami punya dua model kaos, yaitu kaos oblong biasa dan kaos serut samping," ujar Ajil yang sudah menjual sekitar tiga kodi seminggu ini.
Harganya? "Enggak mahal, kok. Cuma Rp 140 ribu per lusin. Kalau dijual satuan, bisa Rp 20 ribu sampai Rp 35 ribu."
Tren Manohara sepertinya juga akan mewarnai gaya kaum Hawa di bulan Ramadan tahun ini. Penampilan Daisy, ibunda Mano, yang kerap mengenakan kerudung paska kasus pertikaian anak dan menantunya, juga menginspirasi para produsen kerudung untuk menjual kerudung seperti yang dikenakannya.
Lalu mengapa namanya bukan kerudung Daisy, tapi kerudung Manohara? "Nama Manohara, kan, lebih menjual dibanding nama ibunya," ujar Dewi (32) penjual kerudung di Blok A Lt 3 Tanah Abang.
Yang membedakan kerudung Mano dengan jenis kerudung lainnya adalah, cap di kepala serta sulaman payet dan bordir yang menghiasi pinggiran kerudung. Yang paling murah, dijual Rp 80 ribu per helai.
Mukena ala Mano juga ada. Dari semua produk yang "berbau" Mano, agaknya mukena yang paling laris manis. Tren mukena Mano muncul di awal penayangan sinetron perdananya yang berjudul sama dengan namanya, Manohara.
Mukena ini juga dihiasi dengan cap untuk menutupi kening dan karet serut setinggi 5 cm di bagian lehernya. Bahannya macam-macam. Ada yang dari katun biasa dengan hiasan renda di bawahnya atau dari katun Paris yang dibordir penuh. Jika membeli kodian, harganya berkisar antara Rp 2,4 juta hingga Rp 4 juta. Untuk satuan, sebuah toko di ITC Depok, menjual mukena gaya Mano paling murah Rp 150 ribu per helai.
Ester Sondang
KOMENTAR