Kekerasan verbal sangat sulit diidentifikasi dan sayangnya sering disalahgunakan untuk menyakiti pasangan dalam beberapa perkawinan. Tidak semua kata-kata (verbal) yang dimaksudkan untuk menyakiti menggunakan "kata-kata jelek", lho. Inilah yang menyebabkan kekerasan verbal sulit diidentifikasikan. Oleh karenanya, pelecehan verbal sama berbahayanya seperti kekerasan fisik. Berikut adalah beberapa tanda-tanda umum dari pelecehan verbal menurut Konsultan Pernikahan Cathy Meyer:
1. Dipanggil nama oleh pasangan.
Segala bentuk negatif dari menyebut nama tidak dapat diterima. Jika Anda merasa itu merendahkan, memang begitulah maksud pasangan. Pelaku Verbal suka menggunakan kritik konstruktif untuk membuat pasangannya merasa direndahkan. Jika pasangan Anda terus-menerus mengkritik Anda dengan alasan, "demi kebaikanmu sendiri", berhati-hatilah. Ini adalah bentuk paling berbahaya dari pelecehan verbal.
2. Menggunakan kata-kata untuk membuat Anda malu.
Kritis, sarkastik, kata-kata mengejek dimaksudkan untuk menjatuhkan Anda di kala berdua atau di depan orang lain.
3. Berteriak, memaki, dan berteriak.
Saya menyebutnya sindrom "berjalan di atas telur kerang", karena Anda hidup dengan seseorang yang berbicara secara lisan balistik untuk alasan-alasan kecil.
4. Menggunakan ancaman untuk mengintimidasi.
Mengancam tidaklah wajar, meski itu dikatakan saat sedang bercanda atau untuk mengubah perilaku Anda.
5. Suka menyalahkan Anda.
Pasangan menyalahkan Anda atas tindakan dan perilaku yang dilakukannya. Misalnya, "Saya begini, kan, gara-gara kamu!"
6. Tidak memedulikan perasaan Anda.
Pasangan menolak membahas masalah yang menjadikan Anda marah. Mereka menghindari diskusi mengenai topik apapun di mana mereka mungkin harus mengambil tanggung jawab atas tindakan atau kata-kata mereka.
KOMENTAR