Distro kamu ini awalnya dibuka dengan modal sendiri?
Wah, darimana uangnya? Enggaklah. Papa kok, yang memberi modal awalnya. Tapi alhamdulillah, dalam waktu beberapa tahun saja aku sudah bisa melunasinya kembali.
Produk yang dijual, kamu desain sendiri?
Iya. Tapi ada juga beberapa T-Shirt yang dijual di sini yang bukan label clothing aku, melainkan clothing milik temanku, tapi kebetulan aku juga yang mendesain. Selain itu aku juga menjual T-Shirt band-band luar negeri seperti Amerika Serikat yang kupesan melalui online.
Bagaimana kamu membagi waktu antara belajar, melukis, dan bisnis?
Nilaiku di sekolah sih, standar-standar aja, ya (saat ini Alexandra sekolah di SMU 3 Bandung, jurusan IPA). Pulang sekolah, biasanya aku di distro dan Café.
(Distro milik Alexandra satu bangunan dengan Café Remboelan yang merupakan kafe milik orangtuanya. Jadi, setiap hari, sambil menjaga butiknya, Alexandra juga bertugas menjaga kafe orangtuanya)
Kadang aku juga mengerjakan lukisanku di sini. Di waktu luang, aku menghabiskan waktu dengan nge-band bareng teman-teman. Selain itu aku juga sedang membuat beberapa lagu untuk bikin demo album sebagai penyanyi solo.
Kamu bermusik juga?
Iya. Aku punya dua band, salah satunya bernama Demons Good for Children. Di kedua band tersebut aku berperan sebagai vokalis dan dua-duanya juga beraliran metal hardcore. Sedangkan di proyek solo, aku lebih bermain di pop alternative. Aku sadar masyarakat kita belum terbiasa dengan aliran musik yang keras makanya aku pilih yang sedikit lembut. Hehehe.
Kenapa hardcore?
Enggak tahu juga, ya. Mungkin karena terpengaruh Mamaku yang juga suka hardcore.
KOMENTAR