Jauh dari Harapan
Jika Anda pernah mengalami beberapa masalah sepele tadi, Elly Nagasaputra, family and life counselor dari www.konseling keluarga.com bertanya, "Mengapa hal remeh itu mengganggu bagi Anda?"
Waktu pacaran dulu dan pacar terlambat menjemput, Anda tidak marah. Atau, saat ia membawa Anda makan di restoran yang tidak Anda sukai, Anda bisa menerimanya. Namun setelah menikah, ketika pasangan melakukan hal di atas, Anda (bisa) marah besar.
Mengapa hal yang tadinya tidak menjadi masalah bagi Anda, sekarang menjadi masalah? Yang mulanya Anda selalu memprioritaskan pasangan, sekarang tidak?
Bagi Elly, perselisihan sebenarnya lumrah terjadi ketika dua manusia yang berbeda karakter dan kepribadian, latar belakang berbeda, cara dibesarkan berbeda, kultur dan pendidikan yang berbeda bersatu dalam satu pernikahan. Jika ada pasangan yang sering berdebat karena masalah sepele, ini biasanya terjadi karena harapan mereka pada pasangannya tidak tercapai. "Si Istri ingin suaminya melakukan A, tapi ternyata Si Suami malah melakukan B," terang Elly.
Jika ini tidak segera diatasi, mereka akan menghadapi konflik terus-menerus. Kemungkinan terburuknya, satu sama lain saling menjelekkan dan hubungan mereka pun semakin menjauh. Padahal jika hal remeh yang diperdebatkan tidak berhubungan dengan hal prinsip dan substansial, sebaiknya keduanya belajar untuk lebih toleran dan menerima pasangan apa adanya.
Harus Mau Dikritik
Membicarakan harapan kita terhadap pasangan sebelum menikah sangatlah penting, karena seperti diketahui bahwa pria dan wanita yang bersatu dalam pernikahan memiliki kepribadian yang berbeda. Hal ini ditujukan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan pasangan, serta belajar untuk menerima kedua hal tersebut.
"Dari situ kita juga belajar meng-upgrade kelemahan kita dan membantu meng-upgrade kelemahan pasangan. Tujuannya adalah untuk menjadikan satu sama lain menjadi pribadi yang lebih baik untuk dirinya sendiri juga pasangan. Kalau masing-masing tidak mau berubah dan bertumbuh, mereka hanya akan saling menyakiti dan berselisih setiap waktu," ujar Elly.
Kalau Anda sudah menjalani bahtera rumah tangga, Anda harus bersedia dikoreksi. Kalau pasangan meminta agar Anda mengubah kebiasaan buruk, Anda jangan keras kepala dengan mengatakan, "Aku memang begini, jadi kamu harus terima aku apa adanya." Akan lebih baik jika Anda mengakui kekurangan dan berusaha memperbaikinya.
Mencari Penengah
Kebanyakan dari klien Elly, saat melakukan konseling, memang sering bercerita tentang masalah remeh yang sering dialami dengan pasangannya. Menurut Elly, persoalan remeh itu sengaja "diadakan" oleh pasangan untuk menguak masalah besar yang ada di balik itu. "Karena seharusnya, kan, hal remeh tidak menjadi pertengkaran, jadi pasti ada sesuatu di balik itu," ujar Elly.
KOMENTAR