Dari model jarit modern, ransel, hingga keranjang "belanja". Asalkan penggunaannya sesuai usia dan perkembangan anak, semuanya aman, kok.
Alat gendong, menurut Dr. H.M.V. Ghazali, MBA, MM dari Kids World, kini penggunaannya tergantung dari tujuan dan posisi yang diharapkan. Apakah hanya sekadar untuk menggendong sambil memberikan ASI atau seraya melakukan pekerjaan ataukah untuk bepergian? Juga, apakah posisi menggendongnya ingin menghadap depan ataukah digendong di belakang?
Namun pada prinsipnya, semua alat gendong fungsinya sama, yaitu untuk mengurangi beban menggunakan tangan dalam menggendong bayi. "Jaman dulu, kan, belum banyak yang memakai jasa babysitter atau pembantu, padahal ibu-ibu tetap harus mengerjakan dan mengurus sendiri segala urusan rumah tangganya. Baik mengurus anak atau pekerjaan di dapur, bahkan di ladang. Maka, digunakanlah alat gendong tradisional berupa jarit atau kain panjang yang diselempangkan ke bahu ibu."
Periode pemakaian alat gendong ini sendiri, terang Ghazali, lebih banyak terjadi di usia bayi 3-8 bulan. Selebihnya alat gendong tak lagi utama karena anak harus sudah dilatih kakinya untuk berjalan.
PERKEMBANGAN ALAT GENDONG
Jika dulu alat gendong yang banyak dipakai adalah jarit, kini dengan makin berkembangnya teknologi ilmu pengetahuan, model alat gendong pun sudah banyak ragamnya, dengan corak dan bahan yang beragam pula, entah dari kain maupun plastik.
Ragam alat gendong ini, terang Ghazali, karena pengaruh pola hidup di Barat. "Di Indonesia, karena kini kaum ibu pun banyak yang bekerja, maka mereka lebih memilih alat gendong ala Barat yang dirasakan lebih praktis dan tak 'merusak' penampilannya."
Toh, hubungan psikologis antara ibu dan anak juga tak lantas jadi rusak. Artinya, baik dengan alat tradisional jarit maupun alat gendong modern, pemakaiannya tetap bermanfaat bagi hubungan psikologis antara ibu dan anak, kecuali bila si anak diserahkan pada pengasuh.
Pun tak ada pengaruh buruk yang berarti bagi si bayi karena alat gendong tersebut dibuat sesuai struktur tubuh bayi hingga bayi bisa aman dan nyaman dalam alat gendong tersebut.
KEAMANAN ALAT GENDONG
Tentu saja, walau alat gendong ini dirancang secara aman, tapi tetap saja bisa terjadi kecelakaan pada bayi. Misal, orang tua terlalu memaksakan, bayi belum bisa duduk, digunakan alat gendong model duduk seperti ransel. "Karena tulang punggungnya belum siap untuk tegak, kalau dipaksakan akan membuatnya jadi tak nyaman dan bahkan mungkin cedera. Kalau, toh, mau dipakai juga, sebaiknya diberi penyangga yang agak keras untuk menyangga bagian leher, kepala, dan punggungnya. Dengan demikian, tak ada risiko untuk tercengklak lehernya." Pada bayi yang lehernya belum bisa tegak, terang Ghazali, sebaiknya digendong dengan jarit karena kainnya dapat menyangga keseluruhan tubuh.
Jadi, bahaya alat gendong bayi lebih karena orang tua tak memperhatikan faktor usia dan perkembangan anak hingga anak pun tercengklak. Selain, ketidaktelitian dalam mengaitkan tali-temali atau menyimpulkan ikatan kainnya hingga membuat anak terlepas dari gendongan. "Maka dari itulah, kalau akan menggunakan alat gendong, sebaiknya dicek dengan baik. Juga ada terjadi, walau jarang, karena si ibu mengantuk hingga anak dalam gendongan bisa terbentur."
Soal mitos tentang alat dan cara menggendong akan berdampak pada kecacatan anak, misal, kakinya jadi huruf O atau X atau anak jadi bongkok, dibantah Ghazali. "Itu hanya bisa terjadi kalau ada penyakit kelainan tulang. Kalau tidak, takkan ada masalah. Selama bayi tak menangis kesakitan, tak ada pengaruhnya terhadap sistem tulang-tulang, sendi, dan tendon atau perototan." Jadi, sepanjang memenuhi dasar perkembangan anak, aman-aman saja. "Terlebih, pada dasarnya bayi masih lentur tubuhnya hingga kita tak perlu takut badan bayi keseleo, terjepit, dan sebagainya."
ANEKA ALAT GENDONG
Jarit
Jarit atau kain panjang bisa dikatakan sebagai alat gendong tradisional. Digunakan dengan cara diselempangkan dan disimpulkan di bagian belakang bahu ibu. Dengan jarit, anak bisa digendong di depan atau di belakang, sambil ibu tetap melakukan tugasnya dengan leluasa, seperti menumbuk padi atau melakukan pekerjaan dapur. Dengan demikian, hubungan psikologis antara ibu dan anak tetap terjalin, karena anak berada dalam dekapan sang ibu.
Jarit Moderen
Yang dimaksud jarit modern, terang Soraya Richard, direktur toko perlengkapan bayi Le Monde, adalah alat gendong yang polanya tetap sama dengan alat gendong tradisional, yaitu diselempangkan di bahu si ibu, tapi bahannya dibuat khusus dan tak sepanjang kain jarit. Pemakaiannya juga lebih simpel karena tak perlu diikat lagi tapi sudah ada ring pengikatnya, tinggal ditarik-ulur panjangnya sesuai kebutuhan. Tempat untuk posisi bayi pun sudah tersedia sesuai ukuran tubuh bayi, hingga bayi akan merasa nyaman kala digendong. Sampai usia bayi 1,5 tahun alat gendong ini masih bisa digunakan.
Kereta Dorong
Alat "gendong" ini akan terasa praktis kala digunakan bepergian karena kita tinggal mendorong keretanya saja. Kita pun tak terasa berat karena bebannya ke kereta.
Modelnya beragam, ada yang hanya dipakai sampai usia 3 bulan, bahkan ada yang sampai 2 tahun. Posisi anak pun bisa diatur, entah mau posisi tidur, setengah duduk, sampai posisi duduk. Hanya saja, terang Ghazali, pengaruh psikologis hubungan antara ibu dan anak tak sekuat bila menggunakan alat gendong biasa yang didekap si ibu.
Model Ransel
Alat gendong berbentuk ransel memungkinkan anak menghadap ke depan, hingga kala dibawa berjalan-jalan, ia pun dapat menikmati pemandangan. Tangan dan kakinya juga bisa leluasa bergerak.
Bayi ditaruh di belakang punggung si ibu seperti kita menggendong ransel pun bisa. Bila anak tidur bisa diganti posisinya dengan menghadap ke tubuh ibu dan menempelkan badannya ke dada ibu. Namun Ghazali berpesan, sebaiknya alat gendong ini digunakan bila bayi sudah bisa duduk.
Keranjang
Bentuknya menyerupai keranjang "belanja" dan ada pegangannya, hingga mudah dibawa pakai tangan. Alat gendong ini merupakan salah satu alternatif bila ingin bepergian. Model alat gendong seperti ini hanya bisa digunakan sampai usia bayi 6 bulan. Karena akan terasa berat dijinjing jika usianya lebih besar, bukan?
Alat gendong model ini ada juga yang tak pakai keranjang, tapi dari bahan yang cukup keras dan tali pegangannya agak panjang seperti kala kita membawa tas. Bentuk ini lebih ringan dari yang pakai keranjang.
Alat gendong bentuk keranjang bisa juga ditaruh di dalam mobil kala bepergian. Tentunya kalau dalam mobil, keranjang memakai seat belt.
Gendongan Moderen
Dulu, gendongan dari bahan kain amat populer. Meski gendongan tersebut tak sepenuhnya ditinggalkan, tapi kini orang banyak mulai beralih pada gendongan "modern", terutama kala digunakan saat bepergian.
Gendongan "modern", jelas Dra. Ruth Setyawati Hardja, MBA, MA di acara Ibu Bayi dan Balita yang ditayangkan ANteve tiap Sabtu pukul 10.30-11.00, telah dirancang khusus, baik penyanggah atau penopangnya sesuai dengan badan anak dan si penggendong hingga aman dan nyaman bagi keduanya. "Si penggendong pun bisa leluasa beraktivitas, entah menyapu atau mengetik," tuturnya di acara yang merupakan kerja sama Tabloid nakita dengan PT Endrass Perdana Film.
Gendongan "modern", jelas Ruth lebih lanjut, ada yang diperuntukkan bagi bayi, ada pula yang khusus buat anak yang sudah lebih besar. Variasinya pun beraneka sesuai kebutuhan si penggendong, apakah dengan posisi anak di depan dada, tiduran, atau di belakang (punggung). "Yang model gendong depan dan belakang seperti kantung kanguru, anak masuk ke dalam kantung itu hingga sebatas ketiak. Penopangnya adalah tali sangat kuat, dicantolkan di pundak penggendong seperti layaknya kita membawa tas ransel." Sementara gendongan dengan posisi tidur, anak benar-benar masuk ke dalam kantung yang sama panjangnya dengan panjang badan anak hingga ia bisa rebahan. "Di sini anak seperti terbungkus, tapi kepalanya tak sampai tertutup. Penopangnya juga tali yang diselendangkan pada pundak kita, sama seperti gendongan dari bahan kain."
Namun, sebelum membeli gendongan "modern", kita harus pastikan gendongan itu sesuai usia si kecil. Untuk bayi, saran Ruth, belilah gendongan untuk posisi anak tidur, bukan model kantung kanguru. "Bila model kantung kangguru digunakan untuk menggendong bayi, kasihan, karena tulang punggungnya belum kuat hingga bisa membahayakannya."
Perhatikan pula bahan gendongan, lembut apa tidak; simak baik-baik jahitan, tali, dan sambungannya kuat apa tidak. Bila persyaratan itu tak terpenuhi, "jangan dibeli atau digunakan untuk menggendong anak." Untuk tali, jangan terlalu panjang demi kenyamanan penggendong.
Terakhir, jangan lupa setiap kali kotor atau basah karena BAK/BAB segera cuci. Kebersihan gendongan harus selalu terjaga dengan baik.
Dedeh Kurniasih/nakita
KOMENTAR