Dengan begitu, pada saat anak memasuki usia batita, ia sudah terbiasa dibersihkan mulutnya dan tak sulit untuk mengajarkan menggosok gigi. "Sikat gigi baginya bukan merupakan benda asing, bukan sesuatu yang mengerikan dan menyakitkan karena memang sudah dibiasakan." Sayangnya, kata Rachmatiah, kebanyakan orang tua tak mengerti. Jadi, habis diberi susu, bayi dibiarkan langsung tidur. "Para ibu juga takut bayinya akan muntah kalau mulutnya dimasuk kapas. Padahal, tidak." Itulah mengapa, bila sejak bayi tak dibiasakan dibersihkan, anak akan marah ketika digosok giginya di usia batita. "Anak usia ini, kan, masih bersifat reject, menolak."
Tapi, tak perlu cemas, Bu-Pak. Kendati awalnya si kecil menolak, percayalah, lama-lama ia akan mau juga digosok giginya. Namun, dengan syarat, tak dipaksakan, melainkan dengan memberi contoh dan sambil bermain. Selain itu, jangan berharap si kecil akan segera pandai menggosok gigi. Awalnya malah pasti akan belepotan ke mana-mana saat menggosok gigi, tak apa-apa. "Yang penting, jangan sampai ada bagian yang terluka," ujar Rachmatiah.
CARA MENGGOSOK GIGI
Menurut Rachmatiah, sampai anak berusia 3 tahun, peran orang tua memang masih dominan. "Orang tua harus membantu dan mengawasi anak menggosok gigi." Hal ini berarti orang tua juga harus mempunyai bekal cara menggosok gigi yang benar. "Yang pertama harus digosok gigi adalah gigi depan, karena gigi depanlah yang pertama erupsi," terang Rachmatiah. Adapun caranya menggosok gigi dari gusi ke gigi. Jadi, kalau menggosok gigi ke atas, maka arahnya dari atas ke bawah.
Sebaliknya, bila gigi bawah yang digosok, arahnya dari bawah ke atas. Selain gigi, yang juga harus dibersihkan adalah gusi, sela-sela gigi, dan tempat mengunyah atau gigi belakang. Caranya, gosok lebih dulu bagian depan, lalu ke belakang, baru setelah itu ke permukaan gigi atas dan bawah sekaligus. "Lama menggosok gigi untuk anak cukup 10 kali untuk setiap permukaan," ujar Rachmatiah. Sedangkan waktu yang tepat untuk menggosok gigi adalah sesudah makan dan sebelum tidur. "Ini wajib!" tegasnya seraya melanjutkan.
"Membiasakan anak menggosok gigi saat mandi juga bagus." Setelah anak terbiasa menggosok gigi, yang perlu dilakukan orang tua adalah mengingatkan anak. Apalagi setelah si anak bertambah besar. "Kadang, begitu anak agak besar, ia mulai membangkang dan lupa menggosok gigi lagi," kata Rachmatiah. Jadi, kendati si kecil nanti sudah berusia di atas 3 tahun, Bapak-Ibu masih tetap harus mengawasinya, lo.
MEMILIH SIKAT GIGI DAN PASTANYA
Kalau soal bentuknya, menurut Rachmatiah, tak masalah apapun bentuk sikat gigi. Yang penting, kepalanya harus kecil agar bisa masuk ke mulut anak. Selain itu, bulunya pun harus lembut. Dengan demikian, anak tak merasakan sikat gigi sebagai sesuatu yang menyakitkan. "sekarang banyak sikat gigi yang didisain khusus untuk anak. Misalnya yang menggunakan bahan seperti karet sehingga bisa digigit-gigit."
Setelah anak agak besar bisa digunakan sikat gigi yang diberi stopper (penghalang). "Jadi, tak semua bagian sikat gigi masuk ke mulut, hanya bagian kepalanya saja, cukup untuk menjangkau bagian-bagian gigi." Bila semua bagian sikat gigi masuk ke mulut, dikhawatirkan akan menusuk ke kerongkongan. Tentunya hal ini bisa membuat si kecil "kapok" menggosok gigi. Selain itu, Rachmatiah mengingatkan agar sikat gigi jangan "diawetkan". Maksudnya, bila bulu sikat gigi tersebut sudah tak beturan, sebaiknya segera diganti.
Mengenai pasta gigi, Rachmatiah menganjurkan, pilihlah yang mengandung fluor. "Fluor dapat membuat gigi menjadi lebih keras sehingga lebih tahan terhadap asam," jelasnya. Pasta gigi, menurutnya, tak apa-apa diberikan kepada anak. Sekalipun akan tertelan oleh anak, tak masalah, karena sudah tercampur air. Lagi pula, kita, kan, tak memberikan pasta gigi banyak-banyak. "Beri sedikit saja, sekadar untuk membiasakan. Setelah anak tahu rasa dan sudah bisa berkumur," barulah diberikan pasta gigi agak banyak.
MENGAPA GIGI KEROPOS
KOMENTAR