Beda Goal-nya
Meski kesannya "cuma" bermain, namun gerakan-gerakan yoga dimasukkan sedikit demi sedikit. Misalnya, menahan gerakan selama beberapa hitungan. Anak melakukan satu gerakan dan diminta menahan gerakan tersebut selama beberapa detik, sesuai dengan usianya. Gerakan meditasi yang paling dasar pun diberikan pada anak-anak. "Misalnya, anak-anak disuruh duduk, belajar untuk mendengarkan napas mereka sendiri, atau sekedar relaks. Ini sudah menanamkan meditasi yang simple," jelas Mony.
Jika pada yoga dewasa, murid harus mengikuti guru, maka di kelas yoga anak, guru harus engaged supaya anak punya pendapat. Namun, pada anak yang lebih besar, guru harus ikut berperan. "Anak yang sudah lebih besar sudah mulai diarahkan ke kelas dewasa, misalnya tidak boleh terlalu banyak omong, harus mengikuti perintah guru, dan sebagainya."
Pada anak, goal-nya berbeda dengan goal orang dewasa. Misalnya, pada orang dewasa goal-nya mau melangsingkan tubuh. "Pada anak, yang pasti tujuannya adalah interaksi fisikal. Anak-anak sekarang kan, mainnya lebih banyak diam di rumah, tidak ada interaksi fisik dengan teman atau lingkungannya. Nah, dengan yoga anak, kita menciptakan media dimana anak-anak bisa berinteraksi dengan teman-temannya dan lingkungannya melalui yoga."
Jadi, anak-anak tidak cuma duduk, tetapi ada interaksi fisik dan sosial, ada kreativitas, sambil berolahraga. "Ini akan membuat mereka lebih disiplin, selain juga menanamkan konsep mencintai sesama, lingkungan, dan sebagainya," lanjut Mony sambil menambahkan, tidak ada persiapan khusus bagi anak-anak sebelum memulai kelas yoga. "Yang penting jangan terlalu kenyang. Harus banyak minum juga, karena latihan yoga akan menguras tenaga anak-anak.
Baik Bagi Si Hiperaktif
Yoga ternyata juga bisa membantu anak-anak yang hiperaktif, atau autistic. Pasalnya, dengan yoga, anak-anak ini dimasukkan ke dalam kelompok. "Mereka harus berinteraksi satu sama lain, tetapi tidak terlalu banyak, jadi masih punya space. Anak-anak ini diberi beri forum untuk berkreasi, berpendapat, sehingga tidak terlalu intimidated,"jelas Mony.
Gerakan gerakan atau pose pada yoga juga melatih anak-anak tesebut untuk menahan gerakan selama beberapa saat dan harus berkonsentrasi. "Ini baik bagi anak-anak hiperaktif, karena melatih fokus. Selain itu, latihan gerakan melalui lagu atau games juga membuat mereka mau melakukannya.
"Nah, karena ada lagu, gerakan tidak rumit, dan interesting, maka anak-anak ini akan enjoy ketika melakukannya. Ini akan membantu mengurangi hiperaktivitas mereka," lanjutnya.
Hasto Prianggoro
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR