Pasalnya, tutur Bang Noel, mata keranjang itu sendiri amat susah didefinisikan mengingat artinya bisa sangat luas. Selain ada gradasi atau tingkatan tersendiri, dari mata keranjang yang hanya gemar lihat sana-sini alias jelalatan, sampai kategori mata keranjang yang ingin berbuat lebih jauh. Mata keranjang pola terakhir inilah yang patut diwaspadai karena bisa membahayakan keutuhan perkawinan. "Biasanya istri mampu membedakan perilaku mata keranjang suaminya yang hanya sebatas menikmati 'pemandangan' dengan yang sudah menjurus. Hanya saja, seberapa jauh kemampuan si istri mengenali suaminya."
Sebabnya, yang bersangkutan bukan lagi sebatas menyimpan keinginan untuk menikmati pemandangan indah seperti halnya memandang bunga dan keindahan alam. Melainkan sengaja secara aktif terus mengejar, mendekati, bahkan kemudian memacari dan seterusnya. Kalau sudah kelewat jauh begini, tegas Bang Noel, harus dipertanyakan benarkah mata keranjang atau sudah tergolong "doyan". Sayangnya, orang kerap menggeneralisasikan mata keranjang sampai tingkat yang parah ini. "Padahal, kan, enggak selalu begitu."
CIPTAKAN KOMUNIKASI HANGAT
Untuk mengurangi ketegangan suami-istri, saran Bang Noel, tak ada salahnya si mata keranjang mencoba mengerti kejengkelan pasangannya. Caranya? Tak lain dengan mencoba mengerem dan setidaknya aware terhadap dorongan sesaat yang muncul seketika pada dirinya tiap kali melihat "pemandangan" indah tadi, termasuk bila istri terlihat adem ayem menanggapi perilakunya.
Soalnya, "Ini, kan, masalah kepantasan, ya, harap tahu diri sajalah. Dalam arti, renungkan berapa usianya, sedang berada di mana, dan apa statusnya. Kalau masih lajang, sih, enggak ada yang ngelarang,kok," bilang Bang Noel. Jangan malah berlagak munafik, berkilah 1001 alasan untuk menutupi perilaku buruknya, "Mama begitu saja, kok, cemburu? Papa enggak ngelirik cewek, kok, cuma lagi baca papan reklame di sebelah perempuan itu." Nah, kalau cara-cara kerdil semacam ini yang biasa digunakan, jangan heran bila masalah takkan pernah terselesaikan.
Tentunya, hubungan dalam keluarga pun harus dibangun secara terbuka dengan menciptakan komunikasi hangat. Di sinilah pentingnya kebersamaan dalam keluarga untuk menangkal segala bentuk kecurigaan dan pikiran negatif. Jadi, saran Bang Noel, jangan sampai keutuhan keluarga terkoyak hanya karena kesibukan masing-masing. "Sesibuk apa pun, pertemuan dan kebersamaan antar anggota keluarga harus tetap diupayakan, karena hanya keluarga yang bisa dijadikan pegangan sekaligus support di saat kita menghadapi kesulitan." Selain itu, keterbukaan dan kehangatan dalam keluarga memungkinkan masing-masing anggota mengutarakan sesuatu yang dirasa enggak sreg atau bahkan mengganggu.
KOMENTAR