"Kebiasaan ini mengakibatkan ketidakseimbangan fungsi rahang," kata Bobby. Penyebab lain antara lain tertawa atau menguap terlampau lebar, serta faktor kesehatan gigi dan mulut, misalnya gigi rusak, focal infection (infeksi atau penyakit di bagian tubuh lain yang disebabkan oleh mikroorganisme dari gigi dan mulut ), dan sebagainya.
Gaya hidup zaman sekarang juga ikut berperan. Misalnya, kebiasaan anak-anak sekarang mengonsumsi makanan cepat saji, dan jarang sekali mengonsumsi makanan keras (hard food).
"Anak-anak zaman sekarang jarang sekali yang makan buah utuh. Yang mereka konsumsi kebanyakan soft food dan fast food, padahal proses ini mempengaruhi perkembangan sendi rahang. Makan buah utuh akan merangsang tulang rahang untuk bekerja," jelas Bobby.
Hati-hati juga melakukan perawatan orthodonti (meratakan gigi) dengan pencabutan. "Perawatan ini akan membuat gigi didorong masuk ke dalam. Rapi memang, tapi akibatnya mendorong otot di rahang untuk menarik. Akibatnya, sendi rahang dan tulang tengkorak tidak berjarak atau jaraknya makin sempit," jelas Bobby.
Anak-anak yang memiliki riwayat alergi biasanya juga menderita gangguan sendi rahang.
"Biasanya, anak-anak ini bernapas dengan mulut karena hidungnya tersumbat ketika alergi datang. Nah, terlalu sering bernapas dengan mulut akan memengaruhi perkembangan rahang. Rahang jadi kecil, sementara giginya besar-besar," lanjut Bobby.
Kebiasaan anak yang suka mengisap jari juga bisa menyebabkan gangguan sendi rahang.
Tanda dan gejala gangguan sendi rahang dapat ditemukan pada semua tingkatan usia, dari anak-anak hingga lansia. Paling banyak diderita oleh mereka yang berusia 30-40 tahun.
Biasanya, penderita hanya mengeluhkan ada yang tidak enak ketika mengatupkan rahang."Kadang-kadang, pasien merasakan adanya bunyi 'klek' saat menggerakkan rahang. Tapi, bisa juga muncul rasa sakit yang tidak begitu jelas, meliputi daerah rahang hingga sebagian kepala. Bahkan ada yang sampai sulit membuka atau menutup mulut," jelas Bobby.
Diagnosa Tepat
Tentu, tidak semua keluhan medis merupakan gejala gangguan sendi rahang. Oleh karena itu, diagnosanya harus tepat. Misalnya, pada kasus mag yang tidak sembuh-sembuh, sekalipun sudah berobat ke beberapa dokter.
"Kalau masih tidak sembuh juga setelah pergi ke dokter, tak ada salahnya melihat kemungkinan adanya gangguan sendi rahang. Tentu juga perlu dilihat apakah ada infeksi fokal, gigi rusak, dan sebagainya. Kerjasama dengan dokter lain mutlak diperlukan," terang Bobby.
KOMENTAR