Kebanyakan ibu mengeluh anaknya susah minum obat. Kenapa sih, si kecil susah minum obat? Bagaimanan menyiasatinya ?
Rata-rata anak kecil memang tak suka obat. Kita saja yang sudah dewasa juga tidak suka, kok. Karena itu, "Anak batita memang sulit minum obat," ujar Dra. Betty DK. Zakianto, MPsi.
Salah satu penyebab utamanya adalah rasa pahit dari obat. Ditambah lagi bila pengalaman pertamanya minum obat yang tak menyenangkan. "Pait!" begitu katanya sambil menangis. Celakanya lagi, orang tua tak menyiapkan lebih dulu saat anak akan diberi obat. Nah, inilah, kata Betty, yang sebetulnya ditolak anak.
Sementara anak-anak yang sejak awal sudah gampang minum obat, menurut staf pengajar di Fakultas Psikologi UI ini, lebih pada kesiapan si orang tua dalam pemberian obat. "Misalnya, orang tua tenang dan si anak pun dijelaskan kenapa ia harus minum obat."
Selain itu, seorang anak yang sudah biasa menghadapi obat, juga akan lebih mudah minum obat. "Entah lantaran si anak sering sakit atau ia menderita penyakit tertentu yang mengharuskannya minum obat secara rutin." Bisa juga karena faktor kebiasaan. Misalnya, anak pusing sedikit atau agak pilek langsung diberi obat. "Akhirnya, anak belajar bahwa ada perilaku seperti itu dan karena itu ia tak lagi merasakan sesuatu yang pahit pada obat tersebut. Baginya, minum obat tak ubahnya seperti minum vitamin.
TAK SABAR
Disamping rasa obat yang pahit, tutur Betty, anak sulit minum obat juga bisa disebabkan ketegangan orang tua. "Sering, kan, kita bersikap tegang saat menghadapi anak sakit. Di satu sisi, ingin anaknya lekas sembuh, namun di sisi lain khawatir anaknya menolak minum obat karena tahu rasanya pahit." Nah, kekhawatiran atau kecemasan orang tua akan berpengaruh pada anak, sekalipun kita tak mengatakannya. "Anak, kan, bisa melihat ekspresi kita," jelas Betty.
Belum lagi, kita kerap tidak sabaran. "Gara-gara mau anak cepat sembuh, anak dicekoki begitu saja. Padahal, cara itu salah dan hanya membuat anak jadi takut. Di lain waktu, kalau disuruh minum obat, anak jadi menolak." Penyebab lain, mungkin si anak pernah muntah-muntah setelah minum obat lantaran rasanya terlalu pahit. Atau ia melihat hal itu dialami oleh saudaranya, sekalipun mungkin ia sendiri belum pernah mengalaminya. Ini juga akan membuatnya sulit minum obat karena di benaknya sudah ada gambaran, ia pun bakal muntah seperti saudaranya jika minum obat.
LIBATKAN ANAK
Untuk mengurangi rasa pahit obat, biasanya para ibu kerap mencampurnya dengan pemanis. Entah itu madu, sirop, gula pasir, teh manis atau susu. "Boleh-boleh saja dilakukan. Apalagi, anak umumnya sudah kenal rasa manis. Yang penting, tambahan pemanis itu diberikan dalam porsi yang cukup, sehingga kala anak mengecap si obat, ia tak merasakan pahit lagi."
Namun yang penting diperhatikan, lanjut Betty, ialah kesiapan orang tua. "Bersikaplah tenang dan sabar." Siapkan segala sesuatunya dengan baik. Jangan lupa pula melibatkan anak dalam kegiatan pemberian obat. "Biarkan ia memegang sendok, misalnya, sambil menjelaskan kepadanya, mengapa ia harus minum obat." Dengan demikian, lanjut Betty, anak jadi tahu kenapa ia harus minum obat dan apa manfaat obat tersebut baginya.
Umumnya anak usia 2 tahun sudah mau diajak terlibat, karena di usia tersebut si anak memang sedang ingin mengeksplorasi dunianya. Bahkan, sering terjadi si kecil malah ingin memegang botol obat dan membukanya sendiri. Tak apa-apa, yang penting orang tua tetap membimbingnya. Karena itu, orang tua harus tenang dan sabar.
KOMENTAR